Sosialisasikan Pilkada dengan Bahasa <i>Khek</i>

Penduduk Kota Singkawang, Kalbar, yang mayoritas adalah warga Tionghoa kesulitan memahami teknis pelaksanaan pilkada gubernur dan wali kota yang dimulai hari ini. Mereka tidak dapat berbahasa Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Okt 2007, 13:48 WIB

Liputan6.com, Singkawang: Hingga pelaksanaan kampanye pada Selasa (30/10) ini, sebagian besar warga masih kesulitan memahami tata cara pelaksanaan pemilihan gubernur Kalbar dan wali kota Singkawang. Ini disebabkan mayoritas penduduk Kota Singkawang adalah warga Tionghoa tidak dapat berbahasa Indonesia.

Selain tak memahami Bahasa Indonesia, warga kota berjuluk Amoy ini umumnya tak mengerti arti pilkada. Pasalnya, tingkat pendidikan di kota berpenduduk 190 ribu jiwa ini terbilang rendah. Hal itu memaksa ketua rukun tetangga dan petugas kelompok penyelenggara pemungutan (KPPS) berimprovisasi. Mereka terjun langsung menjelaskan teknis tata cara pemilihan dan pencoblosan dalam pilkada kepada warga dengan bahasa Khek

Kota Singkawang kini memang tengah disibukkan dengan kampanye pilkada wali kota yang berbarengan dengan kampanye pilkada Gubernur Kalbar. Pencoblosan akan dilaksanakan 15 November mendatang. Warga cukup antusias menghadapi pilkada ini. Selain karena menjadi pengalaman pertama, terdapat sejumlah nama calon keturunan Tionghoa dari lima pasang calon Wali Kota Singkawang.(YNI/Amien Alkadrie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya