Mattamu Bara, Tradisi untuk Keselamatan Nelayan

Sesajen dipersembahkan kepada dewa laut dan dewa angin dari empat penjuru mata angin. Ritual ini dimaksudkan agar para nelayan selamat dari mara bahaya saat mereka melaut.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Okt 2007, 13:25 WIB

Liputan6.com, Polewali
: Masyarakat nelayan Pantai Tonyamang, Polewali, Sulawesi Barat, Selasa (30/1), menggelar tradisi mattammu bara atau menyambut datangnya angin barat. Dua miniatur kapal yang berisi sesajen dipersembahkan kepada dewa laut dan dewa angin dari empat penjuru mata angin.

Sesajen berupa telur, satu ekor ayam goreng, empat jenis pisang, serta nasi ketan empat warna. Sesajen sebagai simbol ini kemudian dilepas oleh tetua adat atau dukun kampung di tengah laut hingga larut terbawa ombak. Karena untuk persembahan kepada dewa, sesajen tidak boleh dimakan siapapun.

Masyarakat Pantai Tonyamang percaya ritual mattammu bara bisa meredam kemarahan desa laut dan angin yang kerap minta korban jiwa. Mereka yang percaya tradisi ini umumnya tak berani melaut sebelum ritual mattammu bara dilaksanakan. Ritual tolak bala ini digelar secara turun temurun oleh masyarakat nelayan.(BOG/Edy Junaedi dan Muhammad Jafar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya