Monumen Mengenang Tragedi Adam Air

Keluarga korban Wantania membangun monumen untuk memperingati setahun hilangnya pesawat Adam Air. Monumen berisi patung tujuh anggota keluarga yang menjadi korban dan relief pesawat Adam Air yang melewati awan tebal.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Jan 2008, 05:24 WIB

Liputan6.com, Minahasa: Untuk memperingati setahun hilangnya pesawat Adam Air di perairan Sulawesi, keluarga korban Wantania yang berasal dari Minahasa membangun monumen. Bangunan tersebut berada di Jalan Raya Membe, Minahasa, Sulawesi Utara.

Selain patung tujuh anggota keluarga yang hilang bersama pesawat, di dalam bangunan terdapat relief yang menggambarkan pesawat Adam Air melewati awan tebal. Ada juga foto-foto korban semasa hidup. Keluarga korban berharap agar tragedi serupa tak terulang di masa depan.

Duka pun masih dirasakan Sumini yang kehilangan putrinya dalam tragedi Adam Air. Untuk mengenang Ratih Sekarsari, Sumini menabur bunga di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Ratih, anak kedua dari lima bersaudara itu baru tiga bulan bekerja sebagai pramugari Adam Air. Sang anak sempat pamit kepada Sumini untuk pergi jauh. Dan ternyata, Sumini memang tak pernah kembali.

Setahun yang lalu tepatnya hari pertama Januari 2007, pesawat Adam Air bernomor penerbangan KI-574 hilang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Manado. Sebanyak 96 penumpang hilang. Cuaca buruk dilaporkan menghalangi komunikasi. Namun tak pernah ada penjelasan mengapa kecelakaan itu terjadi.

Pencarian dilakukan dengan melibatkan banyak orang termasuk pihak asing hingga menelan biaya Rp 1 miliar per hari selama kurang lebih satu bulan. Baru pada Agustus 2007, kotak hitam pesawat nahas itu ditemukan. Sampai sekarang black box masih dalam penelitian pemerintah Amerika Serikat [baca: Kotak Hitam Adam Air Ditemukan].(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya