Agum Gumelar: Dalang Kerusuhan Harus Diusut

Agar konflik pengungsi Sambas dan warga Pontianak tak melebar, aparat keamanan diminta bertindak tegas. Jika perlu pasukan keamanan akan ditambah.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Jun 2001, 07:14 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Polisi diminta mengusut dalang konflik yang mencuat di kamp pengungsian korban kerusuhan Sambas, Kalimantan Barat. Aparat keamanan dan pemerintah daerah juga diinstruksikan melokalisasi masalah. Dengan begitu diharapkan, pertikaian antara pengungsi Madura dan warga lokal Pontianak tak melebar. Demikian dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Agum Gumelar di Jakarta, Selasa (26/6).

Jika perlu, tambah Agum, pasukan keamanan akan ditambah untuk mengendalikan kondisi di sana. Sementara itu, negosiasi yang dilakukan aparat keamanan dan jajaran Pemda Kalbar dengan para pengungsi belum berhasil. Jika, pengungsi tak mau direlokasi, Pemda akan mengevakuasi para pengungsi secara paksa.

Sebenarnya, Pemda telah berupaya membujuk para pengungsi dengan melibatkan tokoh Madura. Namun, para pengungsi yang kini ditampung di tiga lokasi masih menolak untuk direlokasi. Mereka beralasan, lokasi yang disiapkan Pemda di Tebang Kacang dan Sungai Asam adalah daerah pertanian. Padahal, tak semua pengungsi memiliki keterampilan bertani. Para pengungsi menawarkan alternatif: mereka bersedia dipulangkan ke Madura asal semua harta benda yang hilang dalam kerusuhan diganti oleh Pemda. Usulan itu ditolak Tim Negosiasi Pemda Kalbar. Bahkan, Pemda berniat memindahkan para pengungsi secara paksa.

Sementara itu, situasi Kota Pontianak hingga Selasa petang relatif aman. Aksi saling tembak antara warga lokal dan pengungsi sudah tak ada. Sebab, warga ditarik mundur sambil menunggu hasil negosiasi aparat keamanan dan Pemda. Meski begitu, suasana sempat menegang ketika pengungsi menyekap dua wartawan dan seorang warga yang melintas dekat asrama haji. Untunglah, aparat kepolisian berhasil membujuk para pengungsi untuk membebaskan wartawan tersebut.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya