Liputan6.com, Malang: Di tengah gencarnya rencana pemerintah mengupayakan konversi minyak tanah ke gas, usaha pembuatan kompor minyak di Desa Damean, Singosari, Malang, Jawa Timur, ternyata masih bisa bertahan. Tercatat, tidak kurang dari 11 usaha rumahan pembuatan kompor minyak tanah terdapat di desa tersebut.
Salah satunya milik Saiman. Kompor minyak tanah produk Saiman ini dibuat dengan memanfaatkan limbah drum dan kaleng. Mula-mula drum bekas itu dibentuk menjadi lembaran, kemudian diukur dan dipotong sesuai kebutuhannya. Ada yang dibuat kaki kompor, meja, piringan, dan lain-lain. Sementara kaleng digunakan sebagai tempat sumbu.
Advertisement
Menurut Saiman, bagian yang terpenting dari kompor minyak tanah adalah piringannya. Sebab, warna nyala api biru atau merah bergantung pada piringan tersebut. Saiman dan para pekerjanya pun harus cermat dalam membuat piringan guna menghindari kompor meledak saat dioperasikan konsumen.
Sayangnya usaha rumahan milik Saiman ini kini mengalami penurunan omzet menyusul banyaknya masyarakat yang beralih ke kompor gas. Namun, lanjut Saiman, dirinya tetap optimistis kompor minyak tanah buatannya tetap dicari konsumen. Murah, kuat, dan nyala api biru, serta bergaransi adalah karakteristik kompor buatannya. Satu hal yang menjadi keunikan adalah kompor ini tidak dicat. "Kalau dicat sudah pernah dicoba, kenyataannya konsumen nggak senang karena ingin tahu bahan aslinya," ungkap Saiman.(YNI/Julianus Kriswantoro)
Saiman
Telepon: 0852.591.44110
Jl. Rongonoto Timur Nomor 213
Damean Tamanharjo, Singosari, Malang, Jawa Timur