Liputan6.com, Tulungagung: Tak diketahui pasti sejak kapan tradisi membatik rokok dengan ampas kopi atau populer di sebut cethe mulai digemari masyarakat Tulungagung. Dari tahun ke tahun, kegemaran mencethe ini kian membudaya. Itu terbukti dengan membludaknya peserta lomba cethe yang diselenggarakan warga Desa Sukowiyono, Kecamatan Karangrejo, Tulungagung, Jawa Timur, belum lama ini.
Menurut Tumiran, seorang peserta, tradisi menchete ini biasa dilakukan warga Tulungagung di saat senggang untuk mengisi waktu luang dan mengekspresikan jiwa seni. Selain itu, sebatang rokok yang dilumuri dengan ampas kopi atau dicethe akan terasa lebih nikmat. Rokok pun awet saat diisap.
Advertisement
Meski sepintas terlihat gampang, melukis dan membuat adonan cethe sesunguhnya membutuhkan keahlihan dan ketrampilan khusus. Minuman kopi yang sudah di aduk dituang di atas cawan dan ditunggu hingga mengendap. Selanjutnya kopi dikeringkan dengan lembaran-lembaran koran. Endapan ampas kopi yang telah kering dan halus itu dicampur susu sebagai perekat. Bagi yang suka, adoan cethe bisa dicampur vanili untuk mendapatkan aroma harum saat diisap.
Sebatang rokok, di tangan penggila chete bisa menjadi ajang kreasi lukisan nan unik dan menarik. Bentuk motif yang dibuat pun beragam sesuai keinginan. Mereka biasanya menggunakan sebilah silet sebagai pena untuk membentuk berbagai motif chete. Motif populer adalah bunga, batik, dan kupu-kupu.(TOZ/Danang Sumirat)