Kerajinan Wayang Kulit Desa Pucung

Sesuai perkembangan zaman, wayang kulit kini mempunyai bermacam-macam fungsi seperti untuk kipas, pembatas ruangan, hingga keranjang. Para perajin yang merupakan binaan Dewan Kerajinan Nasional Yogyakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jun 2008, 12:42 WIB

Liputan6.com, Bantul: Wayang kulit merupakan budaya turun temurun masyarakat Jawa yang hingga kini masih bertahan. Salah satu kawasan yang warganya banyak menjadi perajin wayang kulit adalah Desa Pucung, Karang Asem, Bantul, Yogyakarta. Hampir tiap warga perajin wayang kulit.

Bahan dasar membuat wayang kulit adalah kulit kambing, sapi dan kerbau. Namun warga Desa Pucung lebih banyak menggunakan bahan kulit kambing karena mudah didapat. Proses pembuatan wayang dimulai dari menjemur kulit. Setelah itu baru dipotong dan dirangkai sesuai rancangan.

Dalam pembuatannya, ada aturan yang tidak boleh dilanggar seperti pembuatan tokoh-tokoh pewayangan yang dijadikan motif wayang kulit. Sesuai perkembangan zaman, wayang kulit kini mempunyai bermacam-macam fungsi seperti untuk kipas, pembatas ruangan, hingga keranjang.

Para perajin yang merupakan binaan Dewan Kerajinan Nasional Yogyakarta ini juga membuat hiasan dinding dengan ukuran yang besar. Harga jual berkisar dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Para perajin berharap produk mereka bisa menembus pasar luar negeri.(JUM/Bambang Triyono)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya