Liputan6.com, Jakarta Harga emas mulai bergerak naik (bullish) dari awal tahun ini. Namun, hati-hati kondisi ini belum tentu berlanjut hingga akhir tahun.
"Tahun ini bisa dikatakan emas masih akan berkonsolidasi setelah penurunan tajam tahun lalu," jelas Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (25/2/2014)
Menurut Ariston, pergerakan naik emas di awal tahun disebabkan oleh isu kenaikan permintaan logam mulia di China. Sementara itu langkah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menarik stimulus moneter secara bertahap juga sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
Advertisement
"Dengan begitu, dampak negatifnya bagi harga emas tidak sebesar saat isu ini baru muncul," terangnya.
Hal lain yang perlu diwaspadai yaitu isu resiko pelambatan ekonomi di China dan perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) ke arah pengetatan, bisa menekan turun kembali harga emas.
"Emas fisik masih bisa mulai dikoleksi. Tapi mungkin sedikit demi sedikit karena masih ada potensi penurunan harga emas ke depannya," paparnya.
Ariston menjelaskan, emas masih layak menjadi instrumen investasi jangka panjang. " Horizon investasi diperpanjang, bisa 1-2 tahun. Emas dikoleksi bukan untuk dilikuidasi dalam waktu dekat," ungkap dia. (Ndw)