Sukses Dicangkok, Bocah 8 Tahun Bakal Ditunjuk Jadi Duta Transplan Lever

Hafidz akan ditunjuk sebagai Duta Transplan Lever oleh Rumah Sakit Pertamedia Sentul City, Bogor, Jawa Barat.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 25 Feb 2014, 20:30 WIB
Hafidz akan ditunjuk sebagai Duta Transplan Lever oleh Rumah Sakit Pertamedia Sentul City, Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan operasi cangkok atau transplan lever pada pasien Muhammad Sayid Hafidz, bocah 8 tahun membawa kebahagian bagi rumah sakit dan para dokter yang menangani operasi selama 15 jam pada Senin (24/2/2014).

Bahkan ke depannya, anak laki-laki pasangan Maria Ulfa (45) dan Sugeng Kartika (45) akan ditunjuk sebagai duta transplan lever oleh Rumah Sakit Pertamedia Sentul City, Bogor, Jawa Barat.Presiden Direktur PT. Pertamedika Sentul, dr. Dany Amrul Ichdan, SE, MSC mengharapkan, ketika dinyatakan sembuh total, pasien Hafidz dapat membuktikan dirinya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas, sehat secara jasmani dan rohani, dan memiliki kepercayaan tinggi terhadap kehidupannya. Maka itu, pihak rumah sakit memutuskan untuk mengangkat Hafidz sebagai duta transplan lever untuk rumah sakit tersebut."Dengan diangkatnya pasien Hafidz sebagai duta transplan lever di Rumah Sakit Pertamedika Sentul ini, tidak ada lagi pasien-pasien yang sama seperti bocah tersebut. Diangkatnya dia menjadi duta, diharapkan Hafidz dapat menyosialisasikan apa saja risiko dari penyakit lever ," kata Dany kepada Health Liputan6.com di Ruang Kerja Pribadi yang ada di Rumah Sakit Pertamedika Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/2/2014)Sesuai dengan tujuan rumah sakit untuk menyehatkan masyarakat Indonesia secara menyeluruh, Dany menginginkan Hafidz dapat memublikasikan gaya hidup sehat, konsumsi makanan sehat, sehingga banyak orang mengikuti apa yang dikerjakan bocah lucu itu, sehingga terbebas dari penyakit berbahaya seperti ini.Bahkan, Dany berharap, Hafidz juga dapat mengajak seluruh masyarakat untuk rutin mengecek kesehatannya, sehingga ketika diketahui mengidap penyakit berbahaya tertentu, orang tersebut dapat mendeteksinya sejak dini, dan melakukan tindakan preventif promotif. "Kalau misalnya ada yang mengidap penyakit lever dan diketahui sejak dini, maka orang itu dapat melakukan pencegahan sehingga tidak perlu melakukan operasi transplantasi seperti yang dilakukan Hafidz," kata dia melanjutkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya