Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai memberlakukan biaya tuslah atau tambahan dalam tarif angkutan udara kelas ekonomi mulai hari ini, Rabu (26/2/2014).
Penambahan biaya itu didasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2014 mengenai biaya tuslah/tambahan (surcharge) dalam tarif angkutan penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.
Dalam regulasi yang ditandatangani Menteri Perhubungan EE. Mangindaan pada 10 Februari 2014 itu disebutkan, biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal kelas ekonomi adalah biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak yang dibebankan kepada penumpang.
Perhitungan biaya tambahan tersebut besarnya ditentukan berdasarkan jarak tempuh. Untuk biaya tambahan minimal sebesar Rp 60 ribu dikenakan kepada penumpang pesawat tipe jet kelas ekonomi angkutan berjadwal yang menempuh perjalanan sampai dengan 664 kilometer (km). Adapun untuk penumpang pesawat propeler sampai dengan jarak 348 km dikenakan biaya tambahan Rp 50 ribu.
Advertisement
Selanjutnya, besaran biaya tambahan untuk perjalanan pesawat tipe jet kelas ekonomi ditentukan dengan rumus: Jarak rute/664 km X Rp 60 ribu X 0,95. Sedangkan untuk penumpang kelas ekonomi pesawat tipe propeller menggunakan rumus Jarak rute/348 km X Rp 50 ribu X 0,90.
Sebagai contoh dalam lampiran Permenhub Ni: PM2/2014 itu disebutkan besaran biaya tambahan bagi penumpang kelas ekonomi pesawat jenis jet adalah:
- Ambon-Denpasar Rp 129 ribu
- Balikpapan-Jakarta Rp 113 ribu
- Banda Aceh-Jakarta Rp 163 ribu
- Biak-Jakarta Rp 310 ribu
- Biak-Surabaya Rp 221 ribu
- Jakarta-Jayapura Rp 359 ribu
- Jakarta-Surabaya Rp 67 ribu
- Jakarta-Medan Rp 122 ribu
- Jakarta-Makassar Rp 120 ribu
Sedangkan untuk tipe pesawat jenis porpeller adalah:
- Ambon-Jakarta Rp 309 ribu
- Banda Aceh-Batam Rp 132 ribu
- Bandung-Denpasar Rp 109 ribu
- Banjarmasin-Jakarta Rp 122 ribu
- Batam-Surabaya Rp 167 ribu
- Biak-Makassar Rp 238 ribu
- Denpasar-Manado Rp 197 ribu
- Jakarta-Pekanbaru Rp 124 ribu
- Jayapura-Sorong Rp 131 ribu
“Perhitungan biaya tambahan sebagaimana dimaksud belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn),” bunyi Pasal 2 Ayat 3 Permenhub itu.
Pemberlakuan biaya tambahan ini akan dilakukan setiap tiga bulan, atau apabila terjadi perubahan peningkatan atau penurunan signifikan terhadap biaya operasi pesawat udara.
Sementara pasal 4 Ayat (2) Permen tersebut menyatakan, salam hal setelah dilakukan evaluasi terdapat penurunan nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, maka Peraturan Menteri ini dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
"Peraturan ini mulai berlaku 14 (empat belas) hari sejak tanggal diundangkan,” bunyi Permenhub yang diundangkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsudin pada 12 Februari 2014 itu. (Ndw)