Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika tak akan reaktif menanggapi bocoran mantan kontraktor NSA (Badan Keamanan Nasional AS) Edward Snowden terkait penyadapan massal yang diduga melibatkan 2 operator selular di Indonesia. Kesahihan bocoran itu akan ditelusuri lebih dulu.
"Semua yang dikatakan Snowden itu belum tentu benar. Jadi kan semacam reaktif begitu Snowden itu bongkar, tutup, berantas kan tidak boleh begitu," tegas Menkominfo Tifatul Sembiring di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2014).
Untuk mengonfirmasi kebenaran bocoran itu, Tifatul membentuk tim khusus untuk memeriksanya. "Kita akan cari dulu informasi sebetulnya seperti apa. Ini kan baru lontaran saja dari satu pihak (Snowden)," papar Tifatul.
Namun, bila bocoran itu benar, maka menutup operator telekomunikasi tersebut adalah sanksinya. "Kalau betul terlibat, saya bilang kalau terbukti, itu bisa ditutup," pungkas Tifatul.
Sebelumnya, New York Times dan Canberra Times memberitakan pada edisi akhir pekan lalu mengenai jutaan pelanggan Telkomsel yang disadap Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Direktorat Intelijen Australia.
Canberra Times dan New York Times memuat soal bocoran dokumen rahasia dari Snowden, yang kini menjadi buron Amerika Serikat. Dokumen Snowden menunjukkan Dinas Spionase Elektronik Australia melakukan penyadapan secara massal terhadap jaringan komunikasi dan pengumpulan data yang dilakukan 2 operator selular di Indonesia. (Ismoko Widjaya)
Baca juga:
Advertisement
NSA Sadap Jutaan Data Pelanggan Indosat dan Telkomsel