[VIDEO] Susanti, `Alumni` Panti Jadi Juragan Bridal

Dunia bridal tak pernah lepas dari keseharian Susanti Kartiningrum.Keberhasilannya meraih cita-cita didahului dengan masa kecil yang pahit.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Feb 2014, 15:35 WIB
Pantang Menyerah

Liputan6.com, Jakarta Selama 36 tahun terakhir dunia bridal tak pernah lepas dari keseharian Susanti Kartiningrum. Ratusan pengantin telah menjadi pelanggan jasa make-up dan bridal hasil buah karyanya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Rabu (25/2/2014), dunia kecantikan memang telah menjadi hasrat wanita berusia 59 tahun itu sejak dulu. Namun siapa mengira, keberhasilan Susanti meraih cita-cita harus didahului dengan masa kecil yang pahit.

Susanti merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara. Keterbatasan biaya membuat orangtuanya hanya bisa merawat 2 anak saja.

Susanti dan Indriwati kecil hidup di panti asuhan. Tanpa belaian, pelukan, apalagi uang jajan. Mereka terpaksa mencari cara sendiri untuk menabung dan membeli keperluannya. Pada waktu luangnya, mereka mendapat upah dari membuat kristik.

Keluar dari panti asuhan, Susanti menamatkan sekolah pendidikan guru. Ia tak menyiakan waktunya. Bahkan tak malu bekerja pada tukang buah di pasar.

Susantipun kemudian menjadi pegawai administrasi apotik dan guru SD. Tahun 1977. Mengejar mimpinya ke Jakarta. Susanti bekerja pada sebuah bridal salon yang berada di Mangga Besar, Jakarta.

Pada tahun 1979, Susanti menimba ilmu kecantikan di Yogyakarta dan kembali ke Semarang untuk membuka sendiri salon pertamanya. Dan masih pada tahun yang sama, ia menikah dan dikaruniai 2 orang putra.

Di tahun 1993, Susanti memulai peruntungannya berangkat ke Jakarta dan merintis Kezia Bridal Studio. Dengan kedua kakinya, Susanti Kartaningrum berhasil keluar dari belenggu kemiskinan. Ia bahkan mampu menyekolahkan putra sulungnya ke Amerika Serikat.

Kasih sayang yang tak pernah didapat, kini Susanti berikan tak terbatas kepada keluarganya. Nenek 1 cucu itu berharap hidupnya selalu akan menjadi berkat buat orang lain.

Jangan pernah menyerah dengan keadaan, pengharapan akan memberi jalan keluar dari tiap tekanan. Itu adalah motto hidup seorang Susanti Kartaninggrum.

Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua agar tidak menyerah terhadap suatu keadaan. Percaya dan yakin, maka kita bisa meraih apa yang kita citakan. (Ismoko Widjaya)

 

 Baca Juga:

80 tahun Hasjim Djalal: Patriot yang Hidup Sederhana 

Ruhut: Rhoma Profesor Dangdut, Aku Profesor Pening  

Timses Rhoma Irama: Gelar Raja Dangdut Lebih Baik dari Profesor

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya