Liputan6.com, Jakarta - PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) mengakui adanya pasokan air yang berkurang selama banjir melanda Ibukota pada Januari lalu. Namun, ia membantah kondisi itu terjadi karena masalah teknis dan manajemen Palyja yang membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berang.
"Bukan masalah manajemen dan teknis. Lebih kepada force major. Harusnya DKI selidiki juga soal banjir itu," kata Corporate Communications and Social Responsibilities Head PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Meyritha Maryanie kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (27/2/2014).
Advertisement
Menurut Meyritha, Pemprov DKI harusnya menyelidiki lebih jauh penyebab banjir. Termasuk sampah yang menumpuk di jembatan. "Jadi airnya berbalik ke instalasi. Tolong selidiki lah Pemprov, jangan bilang karena kami. Ini musibah," tegas Meyritha.
Meyritha memaparkan, pasokan air berkurang karena terendamnya Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Palyja di Cilandak. Hal itu disebabkan meluapnya air sungai Krukut.
Ketika melakukan pengecekan ke lokasi, Palyja melihat tumpukan sampah di jembatan sehingga membuat aliran air berbalik dan merendam instalasi. Sehingga menurutnya, tugas Pemprov DKI lah yang seharusnya menjamin hal itu tidak terjadi.
Dia juga membantah pernyataan Ahok bahwa ketika banjir, DKI kekurangan pasokan air sebanyak 40%. Padahal, hanya 5% kebutuhan air yang berkurang karena Instalasi Air Cilandak yang terendam.
Diakuinya, pada 22 Februari instalasi tersebut kembali terendam, namun sejak 25 Februari sudah dapat berfungsi lagi. Itu pun, Instalasi Cilandak memang hanya memasok 5% air dan khusus di kawasan Jakarta Selatan.
"Jadi saya nggak ngerti Pak Basuki dapatkan 40% itu darimana. Hanya 5% yaitu 400 liter air per detik. Bukan 8.000 liter air per detik. Jadi yang terpengaruh kebanyakan di Jaksel. Yang dimaksudkan 40% yang mana saya nggak ngerti. Tapi saya nggak tahu yang timur ya," jelas Meyri.
Pada Rabu 26 Februari kemarin, Ahok mengaku tidak puas terhadap pelayanan 2 operator air bersih yang menjadi partner PDAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra. Menurutnya, selama banjir pelayanan air bersih terhadap warga DKI berkurang 40% karena adanya Instalansi Pengolahan Air (IPA) yang terendam banjir. "Nggak memuaskan, 40% pasokan air berkurang karena banjir," tegas Ahok. (Ismoko Widjaya)
Baca juga:
Baca Juga