Pengadilan AS Perintahkan Film Hina Islam Dihapus dari YouTube

Google diperintahkan menghapus sebuah film yang menyakiti hati umat Islam dan memicu rusuh berdarah di dunia Muslim: Innocence of Muslims.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 27 Feb 2014, 11:18 WIB

Liputan6.com, San Fransisco Pengadilan federal Amerika Serikat memerintahkan Google untuk menghapus sebuah film yang menyakiti hati umat Islam dan memicu rusuh berdarah di dunia Muslim: Innocence of Muslims.

Dalam voting keputusan yang berakhir dengan skor 2-1, pengadilan AS (9th US Circuit Court of Appeals) memutuskan untuk mengabulkan permohonan seorang aktris, Cindy Lee Garcia, yang mengaku diperdayai sehingga ia muncul dalam film besutan Nakoula Basseley Nakoula.

Sang artis mengaku tak tahu, ia bermain dalam film kontroversial yang menuduh Nabi Muhammad sebagai penipu dan berkelakuan buruk.

Putusan pengadilan juga menghidupkan kembali isu hak cipta -- bukan isi film -- yang menurut YouTube tak melanggar standar mereka.

Sebelumnya, klip film Innocence of Muslims memicu rusuh di sejumlah tempat di dunia pada 2012. Puluhan orang tewas di Timur Tengah dalam rangkaian protes.

Film tersebut juga dikaitkan dengan serangan pada pos diplomatik Amerika Serikat di Benghazi, Libya, yang menewaskan 4 warga AS, termasuk Duta Besar  Chris Stevens.

YouTube -- yang dimiliki Google -- sebelumnya menolak permintaan untuk menghapus film itu dari situs, dengan mengatakan hanya pembuat film, bukan aktris Cindy Lee Garcia yang memiliki hak cipta.

Garcia menggugat Google, menuntut mereka menghapus video Innocence of Muslims. Alasannya, otak di balik film itu, Nakoula Basseley Nakoula, memberinya naskah yang sama sekali tak menyinggung umat muslim dan Nabi Muhammad. Namun, tanpa sepengetahuannya, suaranya disulih dalam proses pasca-produksi -- yang membuatnya seakan mengucap kalimat yang menyulut amarah.

'Ancaman'

Dalam putusannya, Rabu waktu setempat, pengadilan di  San Francisco mengatakan, artis Garcia punya hak milik atas perannya. Sebab, ia setuju untuk muncul dalam sebuah film hasilnya yang jauh berbeda dari yang disepakati.

"Mau bermain dalam film amatir berbiaya rendah jarang sekali membuat seseorang jadi bintang. Juga langka membuat aktris tersebut menjadi subyek fatwa," kata Hakim Ketua  Alex Kozinski, seperti dimuat BBC, 27 Februari 2014.

"Hasil kerja Garcia digunakan dalam hal -- yang menurutnya menjijikan. Dan penampilannya dalam film tersebut membuatnya jadi subyek ancaman fisik bahkan mati. Meskipun bahaya dan klaim hak cipta yang diajukan Garcia, Google menolak untuk menghapus film itu dari YouTube."

Sebelumnya Nakoula Basseley Nakoula dijatuhi hukuman satu tahun penjara pada akhir 2012 karena melanggar masa percobaan dalam kasus terpisah: penipuan. Bukan karena film fitnah yang ia produksi.

Penipu

Nakoula, mantan manajer SPBU, adalah seorang pelanggar hukum. Pada tahun 1990-an ia dihukum karena berniat memproduksi metamfetamin. Tahun 2010 giliran dia dipersoalkan dalam kasus penipuan perbankan.

Saat berada di penjara itulah ia memantau protes melawan pembangunan Islamic Centre, Park 51 di dekat Ground Zero, bekas menara kembar World Trade Centre yang hancur lebur saat serangan teror 9/11.

"Saat itu, ia merasa dipenjara adalah berkah, sehingga ia bisa mengerjakan skenario film itu," kata anaknya kepada The New York Times.

Sebelumnya, Nakoula juga mengaku pembuatan Innocence of Muslims termotivasi oleh kekerasan terhadap sesamanya, pemeluk Koptik di Mesir, dan kekerasan lain yang dilakukan oknum umat muslim, salah satunya pembantaian Ft Hood pada 2009 yang diduga dilakukan Mayor Angkatan Darat AS, Nidal Hassan.

Namun, para aktor dan kru Innocence of Muslims  mengaku, mereka justru adalah korban penipuan Nakoula. "Mereka mengganti dialog peranku dengan kata-kata yang tak ada di skrenario dan tak pernah aku ucapkan," kata Cindy Lee Garcia, salah satu aktris. "Saya muak mengetahui orang-orang tewas karena film ini. Aku lelah, sakit, dan luar biasa marah."

Tak hanya para kru yang tertipu. Nakoula menggunakan beberapa alias selama bertahun-tahun. Meskipun ia dihukum dengan nama Nakoula Bassely Nakoula, kepada para aktor ia mengaku sebagai  Sam Bacile. Dia diketahui  mengubah namanya menjadi Mark Bassely Youssef pada tahun 2002, dan kemudian Ebrahem Fawzy Youssef pada 2009.

Innocence of Muslims nyatanya adalah film murahan, amatir, lagi konyol. Bahkan hanya butuh dua minggu untuk merampungkannya di sebuah studio berlatar kain hijau. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Produser Film Anti-Islam `Innocence of Muslims` Bebas dari Bui

Diancam Al Qaeda, AS Tutup 21 Kedubes

Komik 'Halal' Nabi Muhammad Terbitan Charlie Hebdo Diprotes

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya