Disponsori Rokok, Olahraga di Indonesia Tetap Saja Terpuruk

Disponsori Rokok, Olahraga di Indonesia Tetap Saja Terpuruk

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 27 Feb 2014, 19:56 WIB
Sejumlah siswa membawa tulisan Stop Rokok, saat Gelar Lomba Tolak Rokok di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Jatim. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki perusahaan rokok, dipercaya sebagai strategi demi memperluas jaringan bisnis perusahaan rokok tersebut, bukan sebagai pertanggung jawaban sosial seperti yang diungkapkan selama ini. Maka itu, pemerintah diminta untuk tidak tergoda dan menerima tawaran CSR yang diberikan perusahaan rokok, terlebih untuk kegiatan olahraga, seperti badminton dan sepak bola.

Seperti diketahui, sejak tahun 2000 beberapa perhelatan olahraga di Indonesia paling banyak disponsori oleh perusahaan rokok. Namun sayang, Indonesia jarang sekali menang dalam ajang olahraga tersebut.

"Kegiatan olahraga di Indonesia, yang memiliki embel-embel rokok, tak satu pun yang berhasil 100 persen. Buktinya, sepak bola di sini merosot terus, pun badminton sama nasibnya," kata Dr. Kartono Muhammad perwakilan dari Pengendalian Rokok Indonesia dalam diskusi bertema 'Relevansi CSR Industri Rokok di Bidang Pendidikan' di Media Centre Komnas Anak, Jakarta, Kamis (27/2/2014)

Menurut Kartono, bila hal sebaliknya terjadi pada bidang olahraga di Indonesia, maka untuk menerima tawaran CSR atau meminta kepada perusahaan rokok untuk menjadi sponsor utamanya dapat dipikir ulang. Tapi, apakah hal itu benar-benar dapat terjadi?

"Kalau disposori rokok lantas kita jadi juara, bisa dipikirkan lagi. Hanya saja, dilihat dari beberapa faktor lainnya, industri rokok memang tidak layak untuk membuat prograk CSR ini," kata dia menekankan

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya