Paris Parade 4 fashion week besar yang sebelumnya telah berlangsung di tiga kota, yakni New York, London, dan Milan, kini sampai pada garis finish di kota Paris. Pada event fashion yang paling bergengsi ini bukan hanya desainer-desainer atau label-label besar yang tampil.
Advertisement
Mimpi para desainer muda untuk mendapatkan sesi fashion show di acara fashion sekelas Paris Fashion Week bukanlah khayalan kosong. Desainer asal Indonesia, Tex Saverio, telah membuktikan bahwa mimpi itu dapat menjadi nyata.
Teks tampil pada hari pertama Paris Fashion Week 2014 pada Selasa, 25 Februari 2014. Selain Teks, masih banyak desainer muda dari berbagai negara yang menampilkan koleksinya di ajang tersebut.
Tiga nama desainer muda lain yang menampilkan koleksinya di Paris Fashion Week 2014 adalah Nana Aganovich dan Brit Brooke Taylor dengan labelnya Aganovich, Cedric Charlier, dan Yang Li.
Pada koleksi Aganovich ada perpindahan yang mencolok dari karya yang sederhana seperti jaket ke koleksi yang lebih `berat` seperti gaun berbahan brokat.
Koleksi desainer asal Belgia Cedric Charlier menampilkan celana panjang dengan kesan yang tidak kaku dengan lapisan-lapisan bahan yang membentuk tekstur kulit reptil.
Desainer keturunan Cina dan dibesarkan di Australia,Yang Li, menghadrikan koleksi dengan busana sabuk berbahan satin dan jaket wool dengan belahan yang beresleting untuk menampilkan kesan tepi yang kuat dan sangat cocok dengan celana panjang bentuk pensil.
Dikutip Kamis (27/02/14) dari artikel The Financial Times, Rabu, 26 Februari 2014, dikatakan bahwa ketiga koleksi para desainer muda tersebut terlihat masih berada dalam tahap perkembangan di mana pencarian karakter dan ciri koleksi adalah proyek utamanya.
Sampai pada batas tertentu dapat dikatakan bahwa para desainer itu juga mengalami apa yang dialami oleh desainer-desainer muda lainnya. Biasanya para desainer muda cenderung menyampaikan sebuah konsep secara berlebihan. Hal ini lah yang terjadi pada Aganovich, Cedric Charlier, dan Yang Li.