Liputan6.com, Jakarta - Seorang atlet muda nasional berinisial TP (17) diduga mengalami tindakan penganiayaan dari guru Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta Selatan.
Orangtua TP, Agus Syamsudin, mengatakan, peristiwa itu terjadi Kamis 27 Februari. Kala itu, anaknya sedang mengikuti tes lari 15 menit. Usai tes, hujan turun di sekitar lapangan tempat tes berlangsung. Atlet lempar cakram dan lontar martil itu lalu naik ke tribun, beristirahat.
"Nah, pas istirahat itu tiba-tiba anak saya disamperin gurunya lalu ditampar," kata Agus saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (28/2/2014).
Peserta Kejuaraan Dunia Remaja IAAF yang digelar di Ukraina, Juli 2013, itu tidak terima dengan tindakan itu. TP melayangkan protes kepada guru berinisial B itu. Bukan menghentikan aksinya, B malah menampar lagi. "Jadi 2 kali dia namparnya," lanjut Agus.
Mendapat perlakuan tersebut, TP pulang ke rumah sambil menangis. Sesampainya di rumah, TP menceritakan penganiayaan itu kepada Agus. Mendengar cerita dari anaknya, Agus lalu melaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Saya nggak terima. Saya langsung lapor ke KPAI. Saya tidak terima karena itu dilakukan oleh guru sekolah, bukan pelatih," ujarnya.
Saat KPAI mengonfirmasi perlakuan itu kepada pihak sekolah, lanjut Agus, kepala sekolah memberikan alasan yang tidak masuk akal. "Kata sekolah, gurunya melakukan itu karena gemes lihat anak saya. Kan aneh? Makannya sekarang saya serahkan ke KPAI dan Menpora juga PB PASI tempat anak saya bernaung," tandasnya.
Sampai berita ini diturunkan, Liputan6.com masih berupaya meminta konfirmasi dari guru B dan pihak Sekolah Atlet Ragunan. (Yus Ariyanto)
Baca juga:
Advertisement