Rupiah Akhir Februari Bertengger di 11.634/US$

Kurs referensi JISDOR di akhir Februari 2014 mencatat penguatan 41 poin ke level 11.634 per dolar AS.

oleh Syahid Latif diperbarui 28 Feb 2014, 11:08 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kurs rupiah kembali menguat setelah sehari sebelumnya sempat tergelincir imbas pelaku pasar yang menahan diri jelang kesaksi pimpinan Dewan Gubernur The Federal Reserves, Janet Yellen. Rupiah tercatat menguat tipis 41 poin.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dikeluarkan Bank Indonesia, Jumat (28/2/2014) mencatat rupiah bertengger di level 11.634 per dolar AS. Rupiah lebih kuat dari perdagangan sebelumnya di level 11.675 per dolar AS.

Rupiah pada perdagangan kali ini hampir mencapai posisi terkuatnya yang pernah dicapai di level 11.620 per dolar AS, pada Selasa, 25 Februari.

Penguatan nilai tukar rupiah lebih tinggi terjadi di pasar luar negeri. Data kurs valas Bloomberg mencatat rupiah pagi ini dibuka di level 11.647,5 atau naik tipis 20 poin dari penutupan sebelumnya.

Pergerakan rupiah terus berada dalam tren menguat dan mencapai posisi tertingginya di level 11.624 per dolar AS. Hingga perdagangan pukul 10.12 WIB, rupiah berada di level 11.629 per dolar AS.

Riset PT Samuel Sekuritas menilai Dollar Index kembali tertekan dan membuat rupiah berpeluang kembali menguat. Kesaksian Yellen di depan kongres tadi malam mengindikasikan pengaruh buruk cuaca yang menekan ekonomi AS bisa mengganggu jadwal tapering.

"Hal itu direspon oleh sentimen pro-quantitative easing melihat dollar index dan Yield UST yang turun," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.

Samuel Sekuritas memperkirakan mata uang Asia bersama rupiah bakal menguat hari ini. Yield SUN juga berpeluang turun untuk menguat.

"Data GDP AS malam ini juga diperkirakan melambat sehingga sentimen pelemahan dollar akan bertahan hingga Senin depan," katanya. (Shd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya