Pemandu Arung Jeram: Perahu Diterjang Gelombang Setinggi Rumah

Saksi mata kejadian terbaliknya perahu arung jeram di Sungai Brantas mengatakan rombongannya diterjang gelombang setinggi rumah.

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Mar 2014, 06:48 WIB
Tim arung jeram putri Indonesia 2 berlaga dalam nomor sprint putri Australasian Rafting Champs 2010, di Sungai Serayu, Randegan, Sigaluh, Banjarnegara, Jateng. (Antara)

Liputan6.com, Malang - Wisata arung jeram yang ada di Kota Batu, Jawa Timur, menelan korban jiwa. Satu orang wisatawan tewas dan 3 orang lainnya hilang saat perahu yang mereka tumpangi terbalik di Sungai Brantas.

Terbaliknya perahu arung jeram itu terjadi hanya 200 meter dari titik finish. Dimas (22) salah seorang pemandu perahu rafting, mengatakan, saat 5 perahu berangkat arus sungai dalam kondisi normal.

"Tapi saat 200 meter menjelang titik finish, tiba-tiba ada gelombang setinggi rumah menerjang," kata Dimas di lokasi pencarian korban di Malang, Jawa Timur, Jumat (28/2/2014) malam.

Ia menceritakan, ada 5 perahu rafting dan masing-masing bersama seorang pemandu. 3 perahu berhasil menepi di rest area terlebih dahulu. 2 perahu lainnya tak sempat menepi karena diterjang gelombang banjir di Sungai Brantas.

"Saya sebenarnya berusaha menolong, tapi tak kuat karena terseret arus," ucap Dimas.

Ia pun mengaku sempat meminjam sepeda motor seorang warga setempat untuk mengejar korban yang hanyut. "Saya juga sempat membantu mengevakuasi korban yang berhasil ditemukan," kata Dimas.

Jarak tempuh perahu arung jeram yang dikelola Batoe Alam Rafting dari titik start Klerek Torongrejo dan finish di Jembatan Wukir sejauh 10 kilometer.

Akibat kejadian ini, dari 18 orang penumpang, 1 orang meninggal dunia yakni Nurul Qomari dan Rani Efendi (29) dirawat di RS Bhayangkara Kota Batu. Sedangkan untuk yang masih hilang diperkirakan sekitar 3 orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya