Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai rencana Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mengakses data rekening nasabah perbankan akan merusak iklim berbisnis di Tanah Air. Alasannya, pemerintah berharap bisa mengintip data 180 ribu rekening besar yang kebanyakan dimiliki oleh pengusaha.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pemerintah seharusnya berpikir berulang kali sebelum memutuskan sebuah kebijakan. Penyisiran data rekening justru dapat merusak iklim usaha di Indonesia.
"Saya kira kita jangan ambil kebijakan yang membuat kondisi iklim usaha tidak menarik. Jangan hanya memikirkan kepentingan sektoral saja, harus dipikirkan secara matang," keluhnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (2/3/2014).
Jika kondisinya seperti ini, menurut SBS begitu panggilan akrabnya, akan mendorong orang atau investor enggan berbisnis di negara ini meskipun potensi pajaknya cukup besar.
Kondisi ini tentu saja berbeda dengan keadaan di luar negeri yang justru sangat mendukung iklim berbisnis. Imbasnya, orang berlomba-lomba menanamkan modalnya di negara tersebut.
"Walaupun potensi pajaknya besar, caranya tidak begitu. Kalau di luar negeri diturunkan pajaknya, jadi orang bisa banyak dapat keuntungan dan diinvestasikan lagi. Orang makin tertarik berusaha di sana, sedangkan di sini malah dibikin tidak menarik. Orang jadi tidak mau bisnis di Indonesia," tutur dia.
SBS mengusulkan agar pemerintah dapat memikirkan kebijakan yang komprehensif dan sinergis dengan yang lain. Tidak melulu mementingkan kepentingan sektoral yang bisa berdampak negatif terhadap iklim berusaha.
Sebelumnya Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui, pembukaan data rekening bank nasabah memberikan potensi penerimaan pajak yang besar.
"Saya percaya ada potensi besar, tapi tentu dalam konteks pajak tidak semua orang datanya dibuka karena itu akan mengganggu. Kalau tidak ada isu pajak kan tidak bisa dibuka," ucapnya.
Kata Chatib, apabila data seluruh nasabah diintip maka akan membuat mereka merasa tak nyaman memiliki rekening perbankan. "Nanti orang tidak nyaman taruh uangnya di sini, akhirnya dia taruh uang di luar," ucap dia. (Fik/Shd)
Intip Rekening Nasabah, Iklim Bisnis RI Bisa Rusak
"Jangan hanya memikirkan kepentingan sektoral saja, harus dipikirkan secara matang,"
diperbarui 02 Mar 2014, 07:10 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Frustrasi Lihat Performa Pemain, Ruben Amorim Kirim Pesan Khusus pada Petinggi Manchester United
Paspampres Prabowo Bergaya Mirip Thomas Shelby Saat di Inggris Tuai Pujian dan Singgung Peran Didit Hediprasetyo
Fakta Unik Pura Jati Segara, Tempat Suci Umat Hindu di Bali
Mengenal Okultasi Bulan dan Spica 27 November 2024
Bawa Manchester United Raih 7 Gelar, Sosok Ini Sarankan Amorim Lakukan Dua Perubahan
Ketika Gus Miek dan Gus Dur Resah Masa Depan NU, Kisah Pertemuan Dua Wali
OC Kaligis Diperiksa, Sebut Pengacara Ronald Tannur Terkenal Urus Perkara
KAI Daop 9 Jember Pastikan Pilkada 2024 Tidak Ganggu Operasional Kereta Api
Ini Kunci Mendapat Kemuliaan dan Rezeki Lancar Tak Terduga Menurut Syekh Ali Jaber
Polisi Gelar Perkara Truk Tronton Maut di Slipi pada Kamis 28 November 2024
27 Ribu Personel Gabungan Jaga Pilkada Serentak 2024 di Banten
Wamen Dikti Saintek Stella Christie Ingatkan Gen Z Konsekuensi Abaikan Etika Saat Menggunakan AI