Liputan6.com, Pekanbaru - Dua helikopter kembali dikerahkan untuk melakukan bom air di lokasi kebakran Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Riau.
Hutan warisan dunia itu mengalami kebakaran paling parah sejak Februari lalu.
"Secara keseluruhan, ada 3 heli yang diturunkan. 2 Untuk melakukan pemadaman dengan bom air dan 1 untuk memantau titik api di Cagar Biosfer," kata Kepala Satuan Tugas kebakaran hutan dan lahan Riau Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto di Lanud Roesmin Noorjadin Pekanbaru, Riau, Minggu (2/3/2014).
Prihadi menjelaskan, selain udara, pemadaman jalur darat juga dilakukan. Ada sekitar 171 personel TNI, petugas pemadam kebakaran dan dinas terkait yang diturunkan.
Menurut Prihadi, kondisi medan di Cagar Biosfer sangat sulit. Sehingga, 2 jalur pemadaman sangat dibutuhkan untuk mengurangi titik api. "Akan dibutuhkan beberapa hari untuk memadamkannya," kata Prihadi.
Sejak kebakaran hutan melanda Riau, Cagar Biofer merupakan kawasan paling luas terbakar. "Sudah ada sekitar 3.000 hektar lahan terbakar," jelas Prihadi.
Pantauan dari udara, diduga kuat ada unsur kesengaajaan kebakaran di Cagar Biosfer. Petugas melihat tenda-tenda yang dibangun sebagai tempat tinggal pembakar area tersebut.
Sabtu 1 Maret kemarin, Satgas kebakaran hutan dan lahan batal melakukan pengeboman air di Cagar Biosfer. Hal itu dikarenakan jarak pandang yang sangat pendek akibat kabut asap, sehingga tak memungkinkan helikopter terbang.
"Kalau hari ini jarak pandang sudah memungkinkan. Helikopter sudah siaga di Kecamatan Perawang, Kabupaten Siak. Pemadaman akan dilakukan," pungkas Prihadi.
Baca juga:
Advertisement