Kota Kuno Pompeii Kembali Dibayangi Kehancuran

Pompeii terkubur selama berabad-abad di bawah lapisan abu erupsi dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Kini ia kembali terancam.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 03 Mar 2014, 11:14 WIB
Pompeii terkubur selama berabad-abad di bawah lapisan abu erupsi dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Kini ia kembali terancam.

Liputan6.com, Roma Pompeii terkubur selama berabad-abad di bawah lapisan abu erupsi dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Tragisnya, apa yang menghancurkan kota kuno Romawi, yang pernah menjadi rumah bagi 13.000 penduduk itu, membuatnya bertahan dari kerasnya zaman. Hingga ia dibangkitkan kembali di Abad ke-18.

Kini, Pompeii kembali terancam. Bukan oleh gunung, melainkan cuaca.

Seperti Liputan6.com kutip dari Reuters, Senin (3/3/20145), Kementerian Kebudayaan Italia Minggu kemarin meminta penjelasan terkait sejumlah bangunan di Pompeii yang kembali runtuh sepanjang akhir pekan. Meningkatkan kekhawatiran soal kelanjutan eksistensi salah satu situs arkeologi paling berharga di dunia.

Runtuhnya sejumlah bangunan di Pompeii sudah terjadi selama berbulan-bulan, bahkan menahun. Memicu kecaman internasional atas pengabaian situs tersebut.

Pejabat setempat mengatakan, dinding makam yang tingginya sekitar 1,7 meter dan panjang 3,5 meter runtuh di pekuburan Porta Nocera pada Minggu dini hari. Menyusul sejumlah insiden keruntuhan yang terjadi Sabtu lalu, pada bangunan lengkung di Kuil Venus. Hujan deras disebut-sebut sebagai penyebab langsung.

Kuil Venus (Temple of Venus) adalah area yang tertutup bagi pengunjung. Sementara, akses ke pemakaman telah ditutup menyusul insiden runtuhnya dinding.

Menteri Kebudayaan  Dario Franceschini, yang baru terpilih bulan lalu dalam Kabinet PM Matteo Renzi, memanggil sejumlah pejabat yang bertanggung jawab untuk mengadakan 'rapat darurat' Selasa besok.

Ia meminta laporan terkait penyebab keruntuhan dan akan memverifikasi perawatan rutin Pompeii, juga kemajuan dari proyek restorasi ambisius yang diluncurkan tahun lalu dengan bantuan dana dari Uni Eropa.

Media di Italia kini menyoroti perbedaan kontras antara manajemen Pompeii dan kesuksesan pameran tentang kota kuno itu di British Museum, London, Inggris tahun lalu. Yang memecahkan rekor pengunjung.

Pompei, sebuah situs warisan Dunia UNESCO  adalah rumah bagi sekitar 13.000 orang ketika ia terkubur di bawah abu, kerikil panas, dan debu akibat letusan gunung dengan kekuatan setara 40 bom atom.

Dua  pertiga dari keseluruhan luas kota yang total mencapai  66 hektar itu telah ditemukan. Situs ini menarik lebih dari 2 juta wisatawan setiap tahun menjadikannya salah satu atraksi paling populer di Italia.

Pelacuran Hingga Jejaring Sosial

Foto dok. Liputan6.com


Sejumlah temuan di Pompeii memberi gambaran tentang bagaimana kehidupan di kota maju di zamannya itu. Ekskavasi para ilmuwan menguak jalanan beku, tempat pelacuran yang dipenuhi fresko erotis, dan banyak bukti peradaban.

Salah satunya keberadaan jejaring sosial kuno mirip Facebook masa kini. Bedanya, pesan-pesan itu terukir di dinding-dinding rumah penduduk.

Di permukaan dinding, orang-orang menggoreskan pesan atau menulis dengan arang, di antaranya salinan kutipan sastra atau berbalas salam antar teman.

Analisis terbaru juga menguak keberadaan pesan kampanye para kandidat politik yang ingin meraup suara. Yang terutama mengincar dinding rumah megah orang-orang kaya.  (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Bom Lava Dahsyat dan Tsunami: Gambaran Akurat `Horor` Pompeii?

Misteri Pompeii, Ilmuwan Kuak Jejaring Sosial di 'Kota Mati'

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya