Liputan6.com, Jakarta Chevron Geothermal Indonesia Ltd, anak usaha Chevron Corporation, membantah telah membeli Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat seharga Rp 60 triliun.
Manager Policy Goverment & Public Affairs Chevron Geothermal Ida Bagus Wibatsya, menyatakan Chevron hanya memenangkan tender untuk mengembangkan proyek panas bumi di lokasi tersebut.
"Itu bukan membeli, tidak ada istilah seperti itu," jelasnya saat dihubungi Liputan6.com, di Jakarta, Senin (4/2/2014).
Dia menuturkan, tender wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi itu diadakan secara terbuka oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Penetapan perusahaan energi asal Amerika Serikat (AS) sebagai pemenang dilakukan oleh Pemprov Jabar pada 2012.
"Jadi ada potensi panas bumi di Ciremai lalu pemerintah mengadakan tender. Beberapa perusahaan ikut, Chevron memenangkan tender," kata Bagus.
Dalam pengembangan proyek panas bumi itu, rencananya Chevron akan bermitra dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat. Berdasarkan data Kementerian ESDM, Chevron akan membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas 2x55 megawatt (MW).
"Setelah mendapatkan kesepakatan kerjasama, Pemerintah Jawa Barat baru akan mengeluarkan IUP. Penetapan pemenang tender WKP dn proses pengembangan panas bumi secara jelas diatur dalam UU dn peraturan pemerintah," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar kabar di media sosial Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat yang letaknya berada di dua daerah yaitu Majalengka dan Kuningan telah dijual oleh pemerintah dengan seharga Rp 60 triliun kepada Chevron Geothermal perusahaan asal Amerika Serikat, bergerak di bidang panas bumi.
Advertisement
Baca Juga: