Musikan, Bintang Persik yang Gagal Masuk Timnas

Menyandang status sebagai pemain terbaik kasta tertinggi Liga Indonesia musim 2003, ternyata tidak menjadi jaminan masuk skuad Merah Putih.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 03 Mar 2014, 22:13 WIB
Menyandang status sebagai pemain terbaik kasta tertinggi Liga Indonesia musim 2003, ternyata tidak menjadi jaminan masuk skuad Merah Putih.

Liputan6.com, Kediri Menyandang status sebagai pemain terbaik kasta tertinggi Liga Indonesia musim 2003, ternyata tidak menjadi jaminan bagi mantan bintang Persik Kediri, Musikan untuk mengenakan kostum Merah Putih.

Penampilan apik Musikan membawa ‘Macan Putih’ juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 ternyata tidak cukup menarik minat pelatih Timnas Indonesia saat itu, Ivan Kolev mencantumkan nama pria asal Kediri itu untuk memperkuat Tim Garuda yang dipersiapkan menghadapi Piala Tiger 2003. Pelatih asal Bulgaria saat itu beralasan, komposisi pasukannya sudah tepat.

Kilas balik ke belakang, pemain asal Kediri itu sukses mengantarkan tim berjuluk ‘Macan Putih’ keluar sebagai juara 11 tahun silam. Tiga tahun setelahnya, bersama Ronald Fagundez dan Christian ‘El Loco’ Gonzales menjadi aktor penting keberhasilan Persik juara Liga Indonesia musim 2006. Sayang, sepanjang kariernya sebagai pemain profesional, Musikan tidak pernah membela negara di kancah Internasional.

“Buat saya, setiap pemain punya rezeki masing-masing. Mungkin, saya memang tidak digariskan bermain di Timnas. Pelatih Timnas (Ivan Kolev) saat itu mungkin memiliki pertimbangan lain. Salah satunya, saya melihat, Persik tim kecil. Terlebih, tidak ada pemain bintang di tim ini,” ujar Musikan saat ditemui Liputan6.com di Lapangan Brawijaya, Kediri.

Nasib memang tidak membawa Musikan bermain di timnas, namun namanya sempat melambung di kancah sepakbola nasional. Musikan masih mengingat betul kala membawa Persik juara Liga Indonesia musim 2003. Menghadapi PSM Makassar untuk mengunci gelar juara, Persik tampil perkasa. Persik yang saat itu ditangani Jaya Hartono memetik kemenangan dengan skor 3-2.

Tiga gol kemenangan Persik dicetak Musikan. Dalam laga itu, Persik tidak diunggulkan keluar sebagai pemenang. Selain melawan kekuatan PSM. Stadion Mattoangin (kini bernama Andi Mattalata) bertuah bagi tim tamu.

“Sebuah kebanggan sendiri bisa membawa Persik merebut gelar juara untuk pertama kalinya. Kami berhasil mengalahkan PSM yang ketika itu diperkuat Gonzales dan Fagundez. Tidak ada lawan yang mampu mengalahkan PSM selama 10 tahun saat bertanding di Stadion Mattoangin. Jadi stadion itu angker bagi tim tamu,” kenang Musikan.

Perayaan gelar juara dilakukan di Kediri usai bertanding melawan Persikota Tangerang. Mengantarkan Persik juara Liga Indonesia 2003 membuat Musikan menyabet gelar pemain terbaik di musim tersebut.“Saya mendapat apresiasi sebesar Rp 60 juta,” katanya. Sampai saat ini, Musikan menempati peringkat tiga dalam daftar top-scorer ISL dengan 31 gol.

Kini setelah gantung sepatu, Musikan masih berkecimpung bersama Persik sebagai Asisten pelatih Persik. Dia mendampingi Aris Budi Sulistyo di bench pemain. Kesibukan lain Musikan di luar sepakbola adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dia staff Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri. Musikan diangkat menjadi PNS Pemerintah Kota Kediri berkat prestasinya bersama Persik.

"Jika saya ingin melatih di klub lain, saya harus berkoordinasi lebih dahulu dengan instansi tempat saya bekerja. Bagaimanapun, status saya PNS Pemkot Kediri. Persik telah membesarkan nama saya," ujar Musikan mengomentari masa depan di Persik.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya