Struktur Perdagangan Sehat, RI Siap Hadapi Pasar Bebas Asean

Kementerian Perdagangan mengklaim struktur perdagangan dalam keadaan sehat sehingga Indonesia dinilai mampu menghadapi pasar bebas Asean.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 04 Mar 2014, 17:11 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim struktur perdagangan Indonesia saat ini dalam keadaan sehat meski tercatat defisit neraca perdagangan sebesar US$ 430,6 juta pada Januari 2014. Kondisi tersebut diperkuat dari beberapa indikator peningkatan ekspor.


Ditemui di kantornya pada acara Konferensi Pers, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, tren pemulihan ekonomi dunia dan dominasi barang-barang bernilai tambah mendorong peningkatan ekspor dan penurunan impor. Hal ini membawa struktur perdagangan Indonesia semakin sehat.

"Struktur perdagangan Indonesia semakin sehat dan perlu ditingkatkan. Dengan begini, kita akan siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kita juga tak perlu khawatir dengan penurunan harga komoditas dunia," ujar Lutfi, Selasa (4/3/2014).

Kata Lutfi, ada tiga indikasi yang menunjukkan struktur ekspor Indonesia semakin sehat. Pertama, ekspor ke negara-negara tradisional, seperti China dan Amerika Serikat di Januari ini bertumbuh 22,6% dan 1,5%. Realisasi ini meningkat dibanding periode yang sama 2013.

Kedua, lanjutnya, ekspor ke negara tujuan baru atau non tradisional khususnya Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Peru dan Nigeria pada awal tahun ini terus menguat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 116%, 72%, 187% dan 117% YoY (year on year).

"Negara berkembang besar sebagai tujuan ekspor baru perlu digarap secara serius karena punya fungsi yang strategis selain memperluas pasar ekspor sebagai buffer. Kalau terjadi krisis perekonomian dunia atau pemulihan ekonomi di negara maju lambat, kita bisa tetap tumbuh berkesinambungan," terang Lutfi.

Dia menambahkan, indikasi ketiga adalah kenaikan ekspor tertinggi ditunjukkan oleh ekspor barang-barang manufaktur, khususnya yang bernilai tambah tinggi seperti mesin atau peswat mekanik naik 33,7% YoY, perhiasan 54,5%, produk kimia 26,5% dan kertas atau karton 11%.

"Struktur impor juga menurun dari turunnya impor barang konsumsi dan migas digantikan barang modal untuk keperluan industri," tandas Lutfi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya