Liputan6.com, Damaskus - Bergabungnya wanita di militer memang tak asing. Namun peristiwa ini baru pertama kali terjadi di barisan pasukan militer pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad. Bahkan si pejuang cantik di pasukan tersebut rela menyerahkan nyawanya di medan perang.
Adalah Letnan Mervet Sa'eed yang bergabung di barisan pasukan pro pemerintah Assad. Kematiannya pun menjadi 'buah bibir' di blog dan media sosial dengan cepat, yang mengklaim si cantik Mervet mengorbankan jiwanya untuk Bashar al-Assad di dekat Damaskus.
"Pekan lalu, pertarungan senjata meletus di pos pemeriksaan perbatasan di mana lengan elite tentara Suriah sedang melakukan operasi pemberantasan teroris," tulis media lokal Vocativ seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au, Rabu (5/3/2014).
Meskipun perempuan berjuang di kedua sisi, sangat jarang bagi perempuan untuk mati dalam pertempuran.
Menurut laporan media tersebut, si cantik Mervet dan adiknya meminta untuk membela rezim dalam pertempuran karena patriotisme mereka untuk Assad. Mereka mulai bekerja di bagian administrasi dan kemudian dikirim ke lapangan. Mereka akhirnya ditempatkan di sebuah pos pemeriksaan di Daria berada di utara Damaskus.
Advertisement
Postingan di jejaring sosial Facebook menyatakan, ayah Mervet awalnya menentang putrinya bertempur di garis depan militer Assad. Namun Mervet dan adiknya bersikeras merayunya, dan mengatakan itu keinginan mereka.
"Kami adalah saudara laki-laki, dan karena Allah tidak memberikan ayah anak laki-laki, maka kami akan menjadi laki-laki dan membuatmu bangga ayah," ungkap ayah Mervet menirukan ucapan putrinya ketika itu.
Terngiang-ngiang kegigihan kedua putrinya, ayah Mervet yang tak disebutkan namanya itu pun mengaku akan mengorbankan 5 putri lainnya juga istrinya demi negara.
Kematian Mervet pun menarik perhatian pihak oposisi. Mereka pun menuliskan komentarnya melalui situs Angkatan Darat Suriah Free Syrian Army.
"Kami mengetahui kematian itu... Mirfat Mohamad Sa'eed, yang merupakan salah satu pejuang Presiden Assad... Semoga dia masuk neraka dan baguslah ia mati," tulis pihak oposisi.
Mervet tewas bersama dengan beberapa orang lain dalam serangan itu, dan atas jasanya ia pun disebut-sebut menjadi pahlawan pro-rezim pemerintah Assad, meski ia dicaci pihak oposisi.
Kabar kematian Marvet juga membanjiri blog pro-Assad dan dengan cepat, dan menjadi bagian dari propaganda di Facebook untuk perang sipil yang dimulai pada tahun 2011. Konflik yang berkepanjangan antara pasukan yang setia kepada pemerintah dan para pengunjuk rasa pro-demokrasi yang berusaha untuk menjatuhkannya.
Sudah lebih dari 140.000 orang tewas akibat konflik tersebut. (Shinta Sinaga)
Baca Juga:
Ditemukan Puisi `Janda Putih` untuk Osama bin Laden
Kisah Budak yang Jadi Jamaah Haji Pertama Asal Inggris
Pengakuan Wanita Suriah yang Dipaksa Jalani `Jihad Seksual`