Citizen6, Jakarta Liga Inggris adalah salah satu liga dengan antusias penonton sepakbola terbesar di dunia. Sajian pertandingan akbar dengan sejumlah pemain bintang dari seluruh penjuru dunia di setiap akhir pekan menjadi pesona tersendiri bagi jutaan pasang mata yang menyaksikan pertandingan tersebut, baik melalui layar kaca maupun tribun stadion.
Tentu akan menjadi sebuah hal yang sangat menarik ketika menjadi salah satu dari sekian juta pasang mata yang langsung turun ke pinggir lapangan untuk mengabadikan momen-momen yang akan selalu terjadi dalam setiap pertandingan demi memperebutkan sebuah tahta tertinggi Liga Inggris itu.
Fotografer, itulah sebutan untuk orang yang berdiri di pinggir lapangan yang akan mengabadikan moment-moment penting, unik, dan menarik di setiap laga melaui lensa kamera, karena terkadang kenyataan akan lebih indah apabila dipandang melalui lensa.
Inilah yang menjadi cita-cita dan impian salah seorang anak Aceh yang saat ini duduk di bangku kuliah jurusan Ilmu Komunikasi Unsyiah angkatan 2011, Ariful Azmi Usman.
Advertisement
Arfa (Sapaan akrabnya) adalah laki-laki kelahiran Lhokseumawe (salah satu kota di Aceh) 20 tahun silam. Sejak menginjakkan kaki di bangku kuliah pada 2011 ke Unsyiah di Banda Aceh (Universitas ternama yang terletak di Ibu Kota Provinsi Aceh), berawal dari hobi motret sejak SMA ia langsung meniti karir untuk menjadi fotografer media sepakbola yang berpusat di Banda Aceh.
Karir menjadi fotografer sepakbola profesional dimulai sejak 2012, saat usianya masih 18 tahun. Singkat cerita, pada akhir 2012 Arfa dipercaya untuk menjadi salah satu fotografer pada salah satu media untuk meliput pergelaran Piala Gubernur Aceh 2012. Turnamen Piala Gubernur Aceh diikuti oleh sejumlah tim elit tanah air mulai dari Persiba Bantul hingga Semen Padang, dan beberapa tim lain dari negara tetangga, Malaysia.
Seiring berjalan waktu, anak berusia 18 tahun itu terus berkembang, karirnya di dunia fotografi dan jurnalistik lumayan baik. Hal itulah yang membuat media tersebut mempertahankan anak ini hingga sekarang. Selain ahli di bidang fotografi, fotografer muda ini juga handal dalam membuat straight news dan feature, bisa dikatakan antara memotret dan menulis hampir berimbang 60-40.
Berbagai pengalaman di dunia fotografi sepakbola nasional telah ia dapatkan, mulai dari turnamen Internasional, kompetisi Liga Indonesia, hingga turnamen-turnamen antar kampung di Aceh sudah pernah ia liput.
Berawal dari hobi, di usianya yang masih sangat muda dan masih duduk di bangku kuliah, kini fotografi sudah menjadi profesinya. Baginya, kadang kala dunia akan lebih indah apabila dilihat dari lensa kamera.
"Saat ini fotografi sudah menjadi bagian dari hidupku, apalagi motret pertandingan sepakbola, ibarat hobi yang menjadi profesi. Kamera dan lensa selalu menjadi teman kemanapun aku pergi. Tanpa ada sebuah kamera dalam tas rasanya seperti ada sesuatu yang hilang, apalagi kalau ke stadion tanpa membawa kamera," tutur Arfa.
Menuju Liga Inggris
Di usianya yang kini sudah beranjak 20 tahun, laki-laki kelahiran 6 Juli 1993 ini mulai melukis impiannya untuk menjadi salah satu fotografer yang akan berada di pinggiran stadion-stadion besar daratan Eropa, seperti Liga Inggris.
Dua tahun malang-melintang di Liga Nasional, pahit manis perjuangan seorang fotografer pasti sudah ia dapatkan. Sudah saatnya bagi seorang Arfa kecil untuk tumbuh lebih dewasa dan mencoba sebuah tantangan baru di benua biru.
Arfa memiliki motivasi tersendiri dalam hal keinginannya untuk menjadi fotografer di Liga Inggris, baginya Liga Inggris adalah Liga yang memiliki sejarah besar sepakbola dunia. Mulai abad dimulainya sejarah sepakbola hingga abad sepakbola modern saat ini, tanah Inggris masih menjadi tempatnya olahraga paling diminati tersebut ketat dipentaskan dengan Liga yang sangat kompetitif sejagad.
"Saya ingin menjadi saksi di pinggir lapangan sebagai bagian dari kedahsyatan Liga Inggris. Iini adalah Liga terbaik di dunia dan hampir semua pemain terbaik dunia berkumpul di sana. Sudah saatnya juga kita sekarang menjadi pelaku media, bukan terus menjadi penikmat media. Ini impian saya, dan saya mengharapkannya," kata Arfa bersemangat.
Tentu untuk mencapai impian tersebut bukanlah hal yang mudah. Kegigihan, keyakinan, dan ketekunan sangat dibutuhkan demi mencapai sebuah cita-cita.
Dengan modal tekad yang kuat dan hati yang ikhlas, impian akan tercapai. Oleh karena itu, bermimpilah sebelum mimpi harus dibayar untuk bisa bermimpi, dan bermimpilah karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. (Mar)
Penulis
Ariful Azmi Usman
Aceh, arfa_xxx@yahoo.com
Baca juga:
[Pekerjaan Impian] Guru, Profesi yang Selalu Menginspirasi
[Pekerjaan Impian] Berkarir di Google
[Pekerjaan Impian] Menjadi Dietisien untuk Kemajuan Negeri
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai Kamis, 20 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Pekerjaan Impian". Ada merchandise eksklusif dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.