5 Mimpi Buruk Ekonomi Dunia Andai Pecah Perang di Ukraina

Dunia kini dalam dihantui kekhawatiran akan munculnya perang di wilayah Ukraina.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 05 Mar 2014, 13:51 WIB
Militer Ukraina dalam status siaga penuh.

Liputan6.com, London Dunia saat ini tengah mengawasi ketegangan yang tengah merebak di Ukraina. Para investor dan pemimpin di dunia tengah memperhitungkan seberapa besar dampak konflik Ukraina pada ekonomi global.

Mengutip laporan CNN Money, Rabu (5/3/2014), ketegangan politik yang menyeruak di berbagai pelosok Ukraina dapat mengganggu posisi ekonomi strategis negara tersebut. Selain itu, konflik Ukraina dapat mengganggu kelancaran aktivitas ekspor dan impor antara Rusia dan sejumlah negara Eropa.

Tak hanya itu, Ukraina juga dapat membuat para investor global memandang pesimis investasi di sejumlah negara berkembang lain. Padahal saat ini Ukraina tengah benar-benar membutuhkan dana penyelamatan jika tak ingin ekonomi negaranya ambruk.

Berikut lima alasan mengapa konflik Ukraina bisa berdampak pada ekonomi dunia:

1. Ukraina merupakan pengikat antara Rusia dan Eropa

Ukrania memang tak lagi memiliki kekuatan ekonomi seperti yang pernah sekali digenggamnya. Tapi, Ukraina masih mempertahankan letak geografis yang sama.

Rusia memasok sekitar 25% kebutuhan gas Eropa dan setengah dari total tersebut dipompa melalui saluran pipa yang membentang melintasi Ukraina.

Moskow telah memangkas aliran gasnya di Kiev, ibukota Ukraina dan gangguan tersebut dapat mendorong naik harga-harga energi untuk industri dan rumah tangga.

2. Sanksi untuk Rusia

Konflik Ukraina dapat memicu munculnya keputusan yang tidak biasa di antara 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Rusia dapat menerima sanksi global karena ricuh politik tersebut.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, negaranya telah mempertimbangkan sanksi apa yang harus diberikan pada Rusia. Mantan duta besar AS untuk Rusia John Beyrle mengatakan, pemerintah Rusia harus mulai memikirkannya mengingat dampak sanksi itu dapat menyerang komponen ekonomi negara secara serius.

"Kenyataannya, Rusia bergantung pada ekonomi internasional dengan cara yang salah sejak 10 tahun lalu," ungkap Beyrle. Hal itu mengingat Rusia sangat bergantung pada impor dari Eropa untuk memastikan kecukupan kebutuhan masyarakat dan menjaga standar hidup Rusia.

3. Perdagangan dunia dan Eropa bisa terganggu

Dampak konflik Ukraina dapat terasa hingga di luar kawasan Eropa jika jaringan distribusi dunia terganggu. Maklum, Ukraina merupakan salah satu eksporti jagung dan gandum terbesar di dunia. Harganya dapat meningkat pesat jika kekhawatiran ekspor terhenti mencuat ke permiukaan.

Selain itu, konflik politik yang terjadi saat ini memang dipicu kesepakatan perdagangan antara Ukraina dan Uni Eropa.

4. Pemerintah Ukraina tengah dibelit utang dan memerlukan bantuan dana

Situasi politik di Ukraina dapat terkendali jika pemerintahnya dapat lebih stabil atau ekonominya lebih kuat. Ukraina memiliki utang US$ 13 miliar tahun dan US$ 16 miliar utang yang harus dibayar sebelum akhir 2015. Tanpa bantuan dana yang cukup, negara tersebut dipastikan bangkrut.

Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan, lembaga tersebut tengah berkonsultasi dengan sejumlah badan lain untuk mengumpulkan dana senilai US$ 35 miliar yang dibutuhkan Ukraina.

5. Ukraina bukan satu-satunya negara berkembang yang berisiko

Ketidakstabilan ekonomi dan politik Ukraina muncul di tengah kesulitan negara-negara berkembang menghadapi penarikan dana stimulus bank sentral AS (tapring The Fed).

Situasi di Ukraina dapat mengurangi kepercayaan investor pada negara berkembang lain di dunia. Hal itu dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Rusia juga tengah dalam masalah mengingat sejumlah bank di negara tersebut telah meminjamkan dana dalam jumlah besar pada Ukraina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya