ESDM: Gunung Ciremai Bukan Dijual Tapi Chevron Menang Lelang

"Ciremai sudah dilelang sesuai prosedur, nggak ada dijual," Direktur Energi Baru Terbarukan Konsevasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Mar 2014, 18:47 WIB
Gunung Ciremai (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah kabar yang menyebutkan pemerintah telah menjual Gunung Ciremai, Jawa Barat kepada PT Jasa Daya Chevron.

Direktur Energi Baru Terbarukan Konsevasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulayana menjelaskan, Chevron memang telah memenangkan tender terbuka pengembangan panas bumi di Gunung Ciremai. Namun hal itu bukan berarti, Gunung Ciremai telah dijual.

"Ciremai sudah dilelang sesuai prosedur, nggak ada dijual," kata Rida di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

 

Rida menjelaskan, proses tender dilakukan secara terbuka dan adil. Buktinya, lelang diikuti oleh banyak perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan panas bumi.

Hingga saat ini, Chevron memang belum melakukan aktivitas apapun dalam proyek pengembangan panas bumi di Gunung Ciremai. Alasannya, perusahaan belum mengantongi Izin Usaha Pertambangan dari Gubernur Jawa Barat.

"Kalau Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) itu melintas dua kabupaten sesuai kewenangannya Gubenur Jawa Barat, sudah ada pemenangnya. Permasalahannya IUP belum jalan, apakah dijual apa tidak? nggak ada yang dijual yang mana," jelas Rida.

Rida mengungkapkan, terpilihnya Chevron sebagai pemenang WKP Gunung Ciremai karena perusahaan dinilai mumpuni dalam proyek pengembangan panas bumi di wilayah tersebut.

"Chevron ada karena ikut lelang, dan lelangnya terbuka, mau dalam negeri maupun luar negeri. Mereka kebetulan menang karena mungkin mereka kuat dan jago,"  tuturnya.

Diakuinya Rida, penolakan pengembangan panas bumi yang terjadi Gunung Ciremai sebetulnya bukan yang pertama kali terjadi.  Aksi-aksi penolakan sebelumnya pernah muncul namun terjadi di wilayah lain.

"Ini bukan pertama kali penolakan di masyarakat, ada perwakilan mahasiswa menolak di Gunung Merapi. Kami jelaskan," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya