Liputan6.com, Jakarta Meski ekspor garmen (pakaian jadi) Indonesia masih kalah dari sejumlah negara lain pada 2013, Ketua Umum Yayasan Karya Kreatif Nusantara, Iman Sucipto meyakini, usaha pakaian jadi atau garmen dari tenun dan batik memiliki prospek cerah.
Iman mengatakan, unsur kebudayaan Indonesia dapat mendukung perkembangan busana ke depan. Apalagi pakaian jadi dari tenun dan batik begitu digemari sehingga dapat mendukung ekspor garmen Indonesia.
Advertisement
"Setidaknya 20% dari garmen yang diekspor berasal dari bahan batik dan tenun," ujar Iman, Kamis (6/3/2014).
Sekadar informasi, total ekspor garmen Indonesia sebanyak US$ 7,52 miliar pada 2013. Jumlah itu masih di bawah China yang mengekspor garmen mencapai US$ 159,6 miliar.
Bahkan angka ekspor garmen Indonesia juga masih kalah dari Bangladesh, Turki, dan Vietnam. Ekspor garmen Bangladesh sekitar US$ 19,95 miliar, Turki mencapai US$ 24,29 miliar, dan Vietnam sekitar US$ 14,7 miliar.
Namun Iman optimistis industri garmen terutama batik dan tenun dapat berkembang pesat. Hal itu karena ditunjang dari perancang dan perkembangan mode di Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan budaya juga dapat menunjang perkembangan industri pakaian jadi di Indonesia.