Minum Antibiotik Berlebihan Bikin Gemuk

Pemberian antibiotik secara berlebihan menyebabkan terjadinya kegemukkan pada pasien yang awalnya kurus. Kok bisa?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Mar 2014, 20:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta ​Penggunaan antibiotik (AB) yang tidak tepat dan berlebihan tidak hanya menyebabkan bakteri bermutasi dan menjadi resisten atau kebal sehingga tidak lagi mampu dilawan dengan antibiotik, tetapi juga menyebabkan terjadinya kegemukkan pada pasien yang awalnya kurus. Lho, kok bisa?

Pakar Bakteri dari India, Satya Swarama mengatakan bahwa antibiotik memiliki efek yang dapat merusak keseimbangan bakteri baik dan usus, yang berakibat pada sistem metabolisme tubuh terganggu. Akibatnya, risiko kegemukan tak dapat terhindarkan.

"Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat merusak mekanisme dalam tubuh sehingga makanan tidak dapat terserap sempurna. Intinya, ini berhubungan dengan metabolisme dan dapat memengaruhi pencernaan kita juga," kata Satya menjelaskan dalam acara bertema `Bakteri: Kawan atau Lawan` di Restoran Gemoelai Panglima Polim, Jakarta, Kamis (6/3/2014)

Ketika pencernaan berjalan dengan tidak optimal, tambah dia, makanan menjadi tidak dapat dicerna dengan baik. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya kegemukkan.

Hanya saja, mekanisme secara rinci belum diketahui dengan pasti. Namun, dari beberapa penelitian yang ada, seorang anak yang terlalu sering mengonsumsi antibiotik rata-rata lebih gemuk daripada yang tidak.

Memang, sampai detik ini AB dianggap obat dewa oleh kebanyakan orang. Ketika terserang suatu penyakit yang sebenarnya tidak membutuhkan antibiotik, dengan santai dan yakinnya orang tersebut memasukkan AB ke dalam tubuh. Tak banyak yang tahu bahwa penggunaan AB yang berlebihan berdampak buruk bagi tubuh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya