Liputan6.com, Jakarta Lebih dari setengah dari wanita karir di Indonesia menganggap bahwa etika kerja yang tinggi adalah kontribusi terpenting dalam berkarir.
Dari hasil survei yang dilakukan Accenture, sebuah perusahaan konsultan manajemen, layanan teknologi serta outsourcing menyebutkan 62% wanita karir di Indonesia menganggap etika kerja yang tinggi sebagai kontribusi terpenting yang mereka berikan dalam hal pekerjaan. Ini tidak jauh berbeda dengan persentase para wanita karir di India dengan 66%.
Namun hal ini jauh berbeda dengan negara-negara lain, di mana 72% wanita karir di Malaysia menganggap efisiensi dalam menyelesaikan tugas jauh lebih penting dibandingkan etika kerja itu sendiri.
Advertisement
Wanita karir di negara lain yang juga menganggap efisiensi penyelesaian tugas lebih penting yaitu Filipina dengan 72%, Singapura 78%, Thailand 78%, dan China 75%.
"Bagi wanita, kemampuan merupakan keterampilan yang penting dimiliki seiring adanya tuntutan untuk menyeimbangkan keluarga dan karir mereka," ujar Country Managing Director Accenture Indonesia Neneng Goenadi dalam Internasional Women's Day 2014 di Hotel Ritz Carlton, di Jakarta, Jumat (7/3/2014).
Selain itu, dari hasil survei tersebut juga menyebutkan 58% wanita karir berpendapat karyawan yang paling sukses adalah mereka yang dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan kerja. Sementara, sebanyak 72% mengungkapkan bahwa mereka siap menghadapi perubahan.
"Hasil penelitian ini merupakan kabar baik mengingat kesiapan para wanita karir di Indonesia dalam menyambut perubahan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan mereka untuk meraih sukses dalam karir," tandasnya.
Survei ini dilakukan secara online pada November 2013 terhadap 4.100 wanita karir dari perusahaan-perusahaan menengah hingga besar di 32 negara seperti Argentina, Australia, Austria, Belgia, Brazil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Irlandi, Italia, Jepang, Malaysia, Mexico, Belanda, Filipina, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Thailand, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat serta Indonesia, masing-masing negara rata-rata menyumbangkan 100 orang responden termasuk Indonesia.
Baca Juga