Liputan6.com, Jakarta PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan (buyback) sekitar 1,53% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Periode pelaksanaan buyback dilakukan pada 10 Maret 2014-9 Juni 2104.
Untuk melaksanakan buyback ini, perseroan menyiapkan dana sekitar Rp 428,33 miliar. Dana buyback ini berasal dari saldo laba yang belum dicadangkan senilai Rp 1,61 triliun pada 31 Desember 2013.
Advertisement
Pembelian kembali saham Perseroan akan dilakukan dengan harga lebih rendah, atau saham dengan harga penawaran yang terjadi sebelumnya. Perseroan pun telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham.
Setelah melakukan pembelian kembali saham ini, perseroan berencana untuk menyimpan saham yang telah dibeli kembali untuk dikuasai sebagai treasury stock. Treasury stock ini akan disimpan tidak lebih dari tiga tahun.
Pelaksanaan buyback itu dilakukan mengingat harga saham perseroan masih tertekan dari Rp 11.650 pada 13 Desember 2013 menjadi Rp 9.525 pada 6 Maret 2014.
Dengan pembelian kembali saham perseroan dapat memberikan fleksibilitas untuk mencapai struktur permodalan yang efisien. Selain itu, perseroan juga mungkin dapat menurunkan keseluruhan biaya modal, meningkatkan earning per share (EPS), dan Returun On Equity (ROE) secara berkelanjutan.
Perseroan juga memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam rangka mengeloa modal jangka panjang. Saat ini jumlah saham yang dicatatkan perseroan sekitar 2,30 miliar saham. Pemegang saham perseroan antara lain pemerintah sebanyak 1,49 miliar atau setara 65,02% dan publik kurang dari 5% sekitar 806,04 juta saham atau sekitar 34,98%.
Rencana buyback ini juga mengacu kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 02/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi secara Signifikan.
Pada perdagangan saham Jumat (7/3/2014), saham PTBA melemah 1,05% ke level Rp 9.425 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.044 kali dengan nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 22,9 miliar.