Cinta Segitiga Berujung Maut

Ade Sara Angelina Suroto mungkin tak pernah menyangka, cinta segitiga di bangku SMU berujung maut.

oleh Widji Ananta diperbarui 08 Mar 2014, 00:19 WIB
twitter.com

Liputan6.com, Jakarta - Ade Sara Angelina Suroto mungkin tak pernah menyangka, cinta segitiga di bangku SMU berujung maut. Baru 19 tahun usianya, namun nyawa tak lagi di raga Sara. Dia mengembuskan napas terakhirnya dengan cara tragis di tangan mantan kekasih.

Setelah disetrum, dipukuli, serta disumpal dengan kertas dan tisu hingga menutupi tenggorokannya, Sara meninggal dunia. Tubuhnya yang telah terbujur kaku dengan sejumlah bekas penganiayaan kemudian ditemukan di Tol Bintara, Bekasi, Jawa Barat Rabu 5 Maret 2014 lalu.

Sejoli Pembunuh

Kepergian Sara menjaring rasa kehilangan dari rekan-rekannya, termasuk sang mantan kekasih, Ahmad Imam Al Hafitd.

Lewat kicauan di akun twitternya, Hafitd mengungkapkan rasa dukanya, @HafitdASO. "Ya Allah innalilahiwainalilahirajiun.. Semoga diterima disisi nya ya Tuhan, maafkan kesalahan…"

Kamis sore 6 Maret 2014 lalu, rombongan rekan-rekan Sara semasa SMU dulu melayat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, tempat jasadnya disemayamkan. Di antara mereka, tampak pula sosok Hafitd yang kemudian didekati aparat kepolisian.

Tak berapa lama diinterogasi, remaja 19 tahun itu pun dibekuk. Hafitd kemudian menjadi tersangka di balik kematian sang mantan kekasih.

Luka gigitan pada lengannya lah yang menggiring kepolisian untuk menggelandang Hafitd. "Penyidik saat melakukan penyelidikan menemukan di tangan Hafitd ada luka," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (7/3/2014).

"Terus dicecar dan Hafitd mengaku itu bekas gigitan. Dan ternyata gigitan Sara."

Tak berhenti pada Hafitd, 1 orang lain yang diduga terlibat pada kasus ini juga dibekuk. Adalah Assifa Ramadhani (18) alias Sifa, pacar baru Hafitd yang turut digelandang. Ketiganya sudah saling mengenal dan berteman sejak duduk di bangku SMU. Diduga kuat aksi pembunuhan ini bermotif cinta segitiga antara Sara, Hafitd, dan Sifa.

Kemungkinan ini dilontarkan seorang teman Sara, Indah Ramadhani. Saat duduk di kelas 3 SMU, Hafitd dan Sara mulai menjalin kasih. Namun di tengah hubungan itu, ternyata Hafitd juga dekat dengan Sifa. Mengetahui hal ini, Sara pun memutuskan hubungannya dengan Hafitd.

Sementara Hafitd kemudian meneruskan hubungannya dengan Sifa. Meski telah menjalin hubungan dengan Sifa, namun Hafitd masih mengejar-ngejar Sara. Hal inilah yang menyulut kecemburuan dari Sifa. Sifa tak terima jika pacarnya masih mencintai mantan kekasihnya.

Akibat perbuatannya, sepasang sejoli ini terancam hukuman 20 tahun penjara.

2 Motif

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menyatakan, baik Hafitd maupun Sifa memiliki niat yang sama, yakni membunuh Sifa. Namun, keduanya memiliki motif yang berbeda.

Hafitd membunuh Sara karena kesal dan sakit hati setelah asanya untuk menemui gadis manis itu tak pernah digubris. Sementara Sifa termakan cemburu. Dia takut kekasihnya kembali menjalin hubungan dengan Sara.

Berangkat dari 2 motif itu, keduanya kemudian merencanakan untuk menghabisi Sara 1 minggu sebelum hari eksekusi tiba. Dalam kasus ini, lanjut Rikwanto, Sifa merupakan perantara pertemuan antara Hafitd dan Sara. Mereka sepakat bertemu di Gondangdia.

"Assyifa jadi perantara. Mereka ketemu di Gondangdia. Lalu Assyifa mengajak Sara masuk mobil. Ternyata di dalam mobil telah ada Hafitd."

Di mobil itulah, penganiayaan demi penganiayaan dialami Sara hingga akhirnya gadis manis itu meninggal dunia.

Hafitd dan Sifa memukuli Sara. Sara pun mencoba membela diri dengan menggigit tangan Hafitd yang kemudian dibalas oleh setruman. Sara pun pingsan karena disetrum. Namun saat pingsan, mulut Sara dijejali kertas koran dan tisu oleh Sifa.

Di-bully

Masuk bui masih bisa membuat Sifa dan Hafitd tersenyum.Akun Twitter @itstatann memposting foto Hafitd dan Sifa tengah tersenyum yang disebutnya ketika berada di kantor polisi usai penangkapan. Keaslian foto itu juga disampaikan Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota AKP Siswo. Foto itu diambil saat keduanya menjalani pemeriksaan.

Namun senyum yang sama tak nampak ketika keduanya dibawa ke hadapan publik. Mengenakan baju tahanan warna oranye keduanya tampak berusaha menutupi wajahnya.

Hafitd menutup wajahnya dengan jaket, sedangkan Syifa membalut rapat wajahnya dengan pasmina dan bungkus tisu. Mereka diam seribu bahasa.

Sementara itu, hujatan demi hujatan menghujam Hafitd dan Sifa melalui akun twitter-nya. Akun Twitter Hafiz dan Asifah ramai atau dicemooh akun twitter lainnya. Mereka umumnya menyatakan tak menduga bahwa pelaku keji pembunuhan Sara adalah orang dekat. Ternyata Hafiz dan Asifah sempat berpura-pura berduka cita atas kematian Sara.

Kenapa Rampas Anak Saya?

Kesedihan teramat dalam dirasakan oleh ibunda Sara. Dia tak pernah menduga, sang buah hati satu-satunya itu harus pergi dengan cara yang tragis.

"Hafitd itu anak orang kaya, jadi hampir pasti semuanya bisa dimilikinya. Tapi kenapa dia rampas anak saya,” lirih ibunda Sara, Elisabeth Diana Dewayani.

Sementara untuk Sara, usia harus berhenti di bilangan 19. Sara harus melepaskan impiannya untuk menuntut ilmu di Jerman.

Sara, selamat menikmati perjalananmu nanti, di dalam peti, mungkin agak sempit ya. Sudah berapa kali aku bilang, kau terlalu tinggi, untung saja kau tidak gemuk, kalau iya pasti jadi jauh lebih sempit.

Sara, kalau beberapa bulan lagi di pusaramu ditumbuhi rumput dan bunga liar, kau harus tau itu tumbuh dan akan terus tumbuh meski di basmi, ada air mataku yang kiranya membuat mereka tumbuh subur. Setidaknya ada bagian dariku, yang ada di rumah barumu.

Sebentar lagi Tuhan menggenapkan janjiNya, tidak lagi sayapmu Ia sembunyikan. Terbang Sara, terbang yang jauh. Sampaikan salamku untuk Tuhan karena aku tahu kau pasti bertemu… (Ella, sahabat Sara)

Baca juga:

Ayah Hafitd Pembunuh Sara Pernah Dipenjara Karena Kasus Aborsi

Bawa Jasad Sara Angelina, Mobil Hafitd Berkali-kali Mogok

Pasangan Pembunuh Sara Angelina Minta Maaf

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya