Surajaya Terus 'Bersolek' Demi Gengsi di ISL

Pengelola hanya menetapkan retribusi minim saat Laskar Joko Tingkir berlaga.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 09 Mar 2014, 16:32 WIB
Pengelola hanya menetapkan retribusi minim saat Laskar Joko Tingkir berlaga.

Liputan6.com, Lamongan Masyarakat Lamongan boleh bangga memiliki stadion Surajaya.  Kendati terletak di kota kecil,  markas Persela Lamongan itu memiliki fasilitas memadai untuk menggelar pertandingan sekelas ISL.

Meski minim pemasukan dari Persela, pemerintah setempat tetap memberi perhatian ekstra untuk Surajaya. Surajaya Bersolek demi gengsi di ISL. Surajaya berkapasitas 12 ribu penonton. Dibangun pada 1979, stadion yang berlokasi tepat di depan jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) Timur itu mempercantik tampilan untuk menunjang penampilan Laskar Joko Tingkir bertarung di ISL.

Tribun Utara stadion baru ditambahkan pada 2004. Pemugaran stadion terakhir dilakukan pada 2013 lalu.  Sebagai pengelola stadion, pemerintah Lamongan mengganti rumput gajah dengan rumput impor berjenis Cynodon Dactylon. Pertumbuhan rumput itu maksimal hanya mencapai 4 cm dan bisa mengurangi risiko cedera pemain.

Menurut Unit Pelaksana Teknis (UPT) Stadion Surajaya, Hadi Cahyo Utomo, pembibitan rumput dilakukan di Malang. “Selain rumput, kami juga memprebaiki drainase agar lapangan tidak becek saat hujan,” kata Hadi saat berbincang dengan Liputan6.com. 

Saat pengerjaan renovasi, lapisan lapangan stadion dikeruk total. Di bawah lapisan rumput baru itu ditempatkan pipa-pipa saluran pembuangan air. Hadi menjelaskan, dalam setahun, pemeliharaan stadion dan rumput Stadion Surajaya mencapai Rp 150 juta per tahun. Pemeliharaan Surajaya meliputi pemupukan, pemotongan rumput dan pengecatan bangunan stadion.

“Sebagai pengelola, kami hanya menarik retribusi pemakaian setiap pertandingan Persela sebesar Rp 500 ribu saat siang hari dan Rp 1 juta pada malam hari. Saat malam hari, kami meminta tambahan biaya pengganti solar untuk menghidupkan lampu dengan genset, ” jelas Hadi.

Jumlah yang bisa dibilang minim mengingat fasilitas stadion yang memadai. Terlebih, retribusi parkir stadion saat tim asuhan Edward Tjong itu berlaga masuk ke kas manajemen Persela."Terpenting menimbulkan kebanggaan bagi masyarakat Lamongan," sambung Hadi.

Selain rumput, Hadi juga menjelaskan, renovasi yang menelan biaya Rp 1,2 miliar itu mencangkup perbaikan lampu stadion. Kekuatan pencahayaan lampu kini mencapai 800 luks. “Surajaya kini menempati peringkat dua dengan penerangan terbaik di Jawa Timur setelah Gelora Delta Sidoarjo (Kandang Deltras Sidoarjo) versi PT Liga Indonesia,” sambung Hadi.

Pengelola stadion berniat menambah kapasitas. Hadi mengungkapkan, pihaknya telah membebaskan lahan di sekitar stadion. “Rencananya, kami juga ingin membangun tribun penonton. Namun untuk pembangunannya, harus mendapat persetujuan Pemerintah pusat, Provinsi Jawa Timur.”

“Kami ingin Surajaya prima saat menggelar pertandingan ISL dan menyambut tim tamu. Ini bukan hanya harapan kami sebagai pengelola, tetapi juga masyarakat di Lamongan dan LA Mania (sebutan untuk kelompok suporter Persela),” imbuh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Lamongan, Wahyudi.

(Foto: Zulfikar Abubakar/Liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya