Liputan6.com, Jakarta - Serikat pekerja PT Newmont Nusa Tenggara meminta pemerintah memberi kelonggaran bea keluar progresif atas ekspor konsentrat tembaga demi mengakhiri ketidakjelasan kelanjutan operasional perusahaan tersebut.
Ketua Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja Tambang Samawa (PUK SPATS) Newmont Iwan Setiawan mengatakan, jika masalah bea keluar tidak diselesaikan dalam waktu dekat, perusahaan terancam tutup operasi dan nasib karyawan serta keluarganya berada di ujung tanduk.
"Sejumlah pekerjaan terkait produksi telah dihentikan karena ketidakpastian perusahaan dapat melakukan ekspor konsentrat tembaga. Padahal, untuk menjamin kelangsungan operasi, Newmont sangat bergantung pada ekspor konsentrat tembaga tersebut," kata Iwan di Jakarta, Senin (10/3/2013).
Menurut Iwan, keresahan yang menjalar pada semua karyawan Newmont saat ini cukup beralasan karena hingga kini perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu belum sekalipun melakukan ekspor konsentrat.
"Nasib kami saat ini di ujung tanduk karena tidak ada penjualan konsentrat tembaga pada kuartal pertama ini. Kalau pemerintah tidak memberi kelonggaran bea keluar itu, perusahaan bakal tutup operasi dan kami akan kehilangan mata pencaharian. Kebijakan bea keluar itu bagi kami merupakan malaikat pencabut nyawa," ungkapnya.
Sebagai bentuk pernyataan sikap dan keprihatinan, sekitar tiga ribu karyawan Newmont menggelar aksi tanda tangan di atas kain putih sepanjang 200 meter pada Kamis (6/3/2014) lalu.
Jumlah orang yang membubuhi tanda tangan itu diperkirakan bertambah mengingat karyawan Newmont saat ini berjumlah sembilan ribu. Sementara itu, para pekerja seperti pembantu rumah tangga, tukang sapu, tukang kebun yang pekerjaannya bergantung pada penghasilan karyawan Newmont turut serta membubuhi tanda tangan.
Rencananya kain tersebut akan disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR RI dengan harapan presiden dan DPR RI dapat membantu menyelesaikan masalah bea keluar tersebut.
Iwan menuturkan, aksi tanda tangan tersebut merupakan gerakan spontanitas karyawan atas nasib yang tidak menentu dan bentuk dukungan kepada perusahaan yang saat ini berupaya menyelesaikan permasalahan bea keluar agar tidak terjadi kemungkinan terburuk tutup operasi.
"Sekarang perusahaan sudah melakukan pemutusan kontrak dengan sebagian perusahaan jasa pendukung yang menjadi subkontraktor. Jangan sampai nasib yang sama menimpa kami karena pembebanan bea keluar progresif itu. Kami akan bergerak menuntut dan mendukung perusahaan," pungkasnya.
Newmont Terancam Berhenti Operasi Gara-gara Aturan Bea Keluar RI
Serikat pekerja Newmont meminta pemerintah memberi kelonggaran bea keluar konsentrat tembaga perusahaan tambang asal AS itu.
diperbarui 10 Mar 2014, 12:56 WIBAdvertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Selain Berenang, 5 Olahraga Ini Bisa Bantu Kamu Meningkatkan Tinggi Badan
Cepol Betawi, Gaya Rambut Tradisional Betawi yang Tak Lekang Waktu
Pukulan Ganda untuk Arsenal, Cedera Bukayo Saka dan Saga Nico Williams
KPK Jelaskan Status Hukum Yasonna Usai Dicekal ke Luar Negeri
Nikah Gratis di Yogyakarta, Disediakan Mahar sampai Dicarikan Pasangan
Teuku Wisnu Perkenalkan The Green Dome Sebagai Landmark Baru Malang Raya Tandai Satu Dekade Bisnis Oleh-Oleh
Fungsi Asam Folat untuk Ibu Hamil: Manfaat dan Cara Mencukupinya
Michael Saylor Bagikan Daftar 60 Pemegang Bitcoin Terbanyak di Dunia
Khawatir Pengusaha Bangkrut dan Warga Tak Sejahtera, MUI Minta Tunda PPN 12%
Diaspora Indonesia di Jerman Cerita soal Demokrasi Tempat Kerja hingga Capai Work-Life Balance
Kisah Benang dan Songkok Kiai As'ad yang Bikin Tank Tempur Belanda Tak Menemukan Keberadaan Pondok
Polisi Gerebek Pabrik Senpi Rakitan di Lampung Tengah, Satu Tersangka Ditangkap