Liputan6.com, Bengkulu - Ratusan pedagang yang menamakan dirinya Aliansi Pedagang Seluruh Indonesia (APSI) Cabang Bengkulu menggelar unjuk rasa. Massa merangsek kawasan Simpang Lima Kota Bengkulu dan mengakibatkan kemacetan.
Pantauan Liputan6.com, massa yang terdiri dari berbagai ormas ini terkonsentrasi di stadion Sawah Lebar, Bengkulu, Senin (10/2/2014). Massa juga berjalan ke Simpang lima yang berjarak 2 kilometer.
Ribuan pedagang yang boikot berjualan itu menolak pemberlakuan Perda No 7 tahun 2013 tentang retribusi pedagang pasar di Kota Bengkulu. Setibanya di kawasan Simpang Lima, massa disambut satu kompi pengamanan gabungan dari unit shabara Polda dan Polres Bengkulu dan Pasukan Antihuru hara Brimob.
"Tidak ada penanganan khusus, pendekatan kita soft power saja," ujar Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono di lokasi.
Dalam orasinya, koordinator aksi Syaiful Chaniago menyatakan, kenaikan tarif retribusi kios di 4 pasar, Pasar Barukoto, Pasar Minggu, Pasar Panorama dan Pasar Pagar Dewa sudah kelewat batas. "Kami biasa membayar retribusi satu kios hanya Rp 40 ribu, sekarang dikenakan biaya Rp 25 ribu per meter. Jadi satu kios harus membayar minimal Rp 450 ribu. Kenaikan rata-rata 500 persen," ujar Syaiful.
Dalam negosiasi antara 10 orang perwakilan pedagang dengan Sekda Kota Bengkulu Yadi yang mewakili walikota Helmi Hasan sempat terjadi perdebatan sengit. Para pedangan menginginkan Perda itu segera dicabut dan tidak diberlakukan lagi sebab pedagang tidak sanggup membayar retribusi.
"Kita mau Perda itu dicabut dan berlakukan aturan lama," ujar koordinator Pusat Kajian Anti Korupsi (Puskaki) Bengkulu Melyansori.
Sementara, Sekda Kota Bengkulu Yadi menyatakan, Perda No 7 tahun 2013 itu adalah produk bersama antara Pemda Kota dengan DPRD. Jadi jika ingin dicabut ataupun direvisi harus melalui kajian dan persetujuan DPRD.
"Kami terima pendapatnya dan saya akan sampaikan langsung dengan bapak walikota. Jika ingin ketemu langsung mari sama-sama kita salat zuhur pada Hari Rabu lusa. Pak wali janji akan membuka diri untuk bertemu," ujar Yadi. (Raden Trimutia Hatta)
Baca juga:
Advertisement