Latinusa Reguk Untung Rp 3 Miliar

PT Pelat Timah Nusantara Tbk membukukan laba menjadi US$ 278 ribu pada 2013 yang sebelumnya rugi US$ 6,46 juta pada 2012.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Mar 2014, 11:57 WIB
PT Pelat Timah Nusantara Tbk membukukan laba menjadi US$ 270 juta pada 2013 yang sebelumnya rugi US$ 6,46 juta pada 2012.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) membukukan keuntungan US$ 270 ribu atau sekitar Rp 3 miliar pada 2013 dari sebelumnya tahun 2012 rugi US$ 6,46 juta.

 

Laba itu setara Rp 3,15 miliar dengan memakai kurs rupiah 11.362 per dolar Amerika Serikat (AS). Pendapatan perseroan juga naik sekitar 21,83% menjadi US$ 172,46 juta pada 2013 dari periode 2012 senilai US$ 141,55 juta. Beban pokok penjualan perseroan naik dari US$ 136,52 juta pada 2012 menjadi US$ 159,18 juta.

 

Mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Selasa (11/3/2014), laba kotor perseroan naik 164,21% secara year on year (yoy) menjadi US$ 13,24 juta pada 2013.

 

Perseroan yang dikenal dengan nama Latinusa ini juga mampu menurunkan beban umum dan administrasi dari US$ 8,98 juta pada 2012 menjadi US$ 6,94 juta pada 2013. Kinerja perseroan yang cukup baik itu juga didukung dari pendapatan keuangan naik menjadi US$ 227 ribu pada 2013. Pendapatan lain-lain naik menjadi US$ 1,04 juta pada 2013.

 

Meski demikian, perseroan mencatatkan rugi selisih kurs mencapai US$ 2,89 juta pada 2013. Bila dibandingkan tahun 2012 sebesar US$ 656 ribu. Total liabilitas perseroan pun naik 19,09% menjadi US$ 81,48 juta pada 2013. Kas dan setara kas perseroan naik menjadi US$ 8,47 juta pada 2013.

 

Perseroan ini memproduksi tinplate berkualitas tinggi yang biasa digunakan untuk kemasan kaleng suatu produk seperti biskuit dan susu.

 

Saat ini pemegang saham mayoritas perseroan merupakan konsorsium Jepang yang terdiri dari Nippon Steel and Sumitomo Metal Corporation, Mitsui Co Ltd, Nippon Steel and Sumikin Bussan, dan Metal One.

 

Pada perdagangan saham Selasa (11/3/2/104), saham NIKL bergerak naik 2,33% ke level Rp 176 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 100 kali dengan nilai transaksi Rp 341,2 juta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya