Liputan6.com, Bekasi - Mobil yang dikendarai sejoli pembunuh Ade Sara Angelina Sutoro (19), Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assifa Ramadhani (19) sempat mogok berkali-kali. Hafitd pun membeli aki mobil dari uang penjualan ponsel milik korban. Sementara Ade, sudah terbujur kaku di dalam mobil.
"Awalnya mau dijual harga Rp 9 juta tapi akhirnya laku Rp 4 juta," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Kota Bekasi Kompol Siswo, Selasa (11/3/2014).
Advertisement
Berdasarkan keterangan 6 orang saksi yang diperiksa polisi, pasangan itu sempat membawa mayat Ade Sara berputar berkeliling Jakarta. Tapi dalam perjalanan mobil Kia Visto B 8328 JO mogok 3 kali.
Hafitd kemudian berniat untuk memperbaiki mobil tersebut. Sayang uang disakunya tak cukup. Dia lalu mendatangi salah seorang temannya untuk menjual ponsel milik Ade Sara. Namun teman Hafitd yang juga menjadi saksi menolak membelinya. Hafitd lalu menjualnya ke ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat.
Dengan bekal uang Rp 4 juta, Hafitd menuju bengkel dan membeli aki mobil. Saat itu mobil diperbaiki, mayat Ade Sara sudah mulai membujur kaku duduk di kursi belakang mobil. Setelah dari bengkel dan mobil beres alias tidak mogok, Hafitd dan Sifa meneruskan perjalanan dengan tujuan mencari tempat membuang mayat Ade.
"Beli aki harga Rp 600 ribu dan mayat Ade masih di kursi belakang. Lalu jalan lagi cari tempat buat buang mayat korban," tambah Siswo.
Jasad Ade Sara kemudian ditemukan di dalam tol Bintara KM 49, Bekasi Barat, Rabu 5 Maret 2014. Kedua petugas Derek tol yang pertama kali menemukan jasad Ade Sara pun telah dimintai keterangan. Adapun saksi-saksi lain yang telah diperiksa terdiri dari 2 orang petugas derek tol, kedua orangtua Ade dan seorang lagi teman Ade. "Dua petugas derek karena kesibukannya jadi diperiksa di rumah," tandasnya. (Ismoko Widjaya)
Baca juga: