Liputan6.com, Jakarta Rasa simpati yang ditunjukan pembunuh Sara Angelina Suroto (19) saat korban sudah meninggal menurut Psikolog Baby Jim Aditya bisa jadi hanya kamuflase untuk menutupi kesalahan yang dilakukan.
Mahasiwi Universitas Bunda Mulia ini tewas di tangan pasangan sejoli Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19) dan ditemukan di ruas Tol Lingkar Luar Jakarta atau JORR pada Rabu (5/3/2014) lalu.
Advertisement
Di hari yang sama kedua pasangan itu berkicau lewat akun pribadi mereka, Hafitd dan Syifa dan menyatakan ikut berduka atas meninggalnya Sara.
"Ikut ngetweet di twitter, datang ke rumah sakit, melayat itu tindakan pelaku untuk menutupi kejahatan yang telah mereka perbuat. Kamuflase saja, mengelabui banyak pihak agar tidak dicurigai," kata Psikolog Baby Jim Aditya, Selasa (11/3/2014).
Psikolog Adelina Syarief, SE, Mpsi menyebutkan, bisa jadi tindakan itu dilakukan karena pelaku merasa bersalah.
"Ada kemungkinan juga mereka melakukan itu karena ada rasa bersalah atau takut. Sehingga mereka datang untuk menyelawat korban. Untuk mengetahui mereka mengalami gangguan kejiwaan atau tidak itu perlu wawancara mendalam," kata Adel.