Liputan6.com, Jawa Tengah Perubahan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi Waspada Level II. Status itu diberlakukan sejak Senin 10 Maret 2014 malam. Hal itu membuat otoritas setempat menutup sementara jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (12/3/2014), jalur pendakian yang ditutup adalah di Desa Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Dipojoyo, Jurangmangu, Pemalang, Guci, Sawangan, Tegal, Batu Raden, dan Purwokerto.
Sejumlah personel militer dan Tim SAR hingga kini terus berjaga agar tak ada pendaki yang nekat naik ke puncak gunung. Sejumlah pendaki yang sempat naik ke atas pun mengakui meningkatnya kegiatan vulkanik Gunung Slamet dan memilih untuk segera turun.
Tak hanya getaran gempa yang dirasakan oleh warga, di pos pengamatan yang berada di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang pun getaran juga terasa.
Sejumlah kepala desa di kaki Gunung Slamet menuturkan, desa mereka yang berada di radius 5 hingga 10 km dari puncak gunung juga merasakan sejumlah dampak.
Meski sejumlah binatang buas sudah turun, namun hal itu belum sampai mengganggu warga. Di kaki gunung setinggi 3428 m di atas permukaan air laut itu, Gunung Slamet terakhir meletus pada tahun 2009 lalu. Pada saat itu, selama hampir 1 bulan terjadi semburan abu vulkanik. Namun selama ini, meningkatnya aktivitas Gunung Slamet tak selalu berakhir dengan letusan. (Rizki Gunawan)
Advertisement
Baca Juga:
3 Desa di Lereng Gunung Slamet Terkena Hujan Abu