Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT XL Axiata Tbk (EXCL) memperoleh pinjaman sebesar US$ 100 juta masing-masing dari United Overseas Bank Limited dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd cabang Jakarta.
Jad total pinjaman sekitar US$ 200 juta dari dua institusi bank itu, atau sekitar Rp 2,26 triliun dengan memakai asumsi kurs rupiah 11.362 terhadap dolar Amerika Serikat (As). Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/3/2014), Sekretaris Perusahaan PT XL Axiata Tbk, Murni Nurdini menuturkan, penandatanganan fasilitas pinjaman itu telah dilakukan pada 12 Maret 2014. Pinjaman ini memiliki jangka waktu tiga tahun sejak tanggal penarikan pinjaman dan diberikan tanpa jaminan.
Advertisement
"Kedua fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai pengambilalihan PT Axis Telecom Indonesia oleh perseroan," ujar Murni.
Perseroan mengambilalih sekitar 95% saham Axis dengan total US$ 865 juta. Pendanaan untuk mengambilalih saham Axis itu berasal dari pinjaman induk usaha perseroan yaitu Axiata Grup Berhad senilai US$ 500 juta dengan bunga pinjaman sekitar 2,41%.
Perseroan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 4 Februari 2014 dalam rangka penggabungan usaha tersebut.
Selain itu, perseroan juga telah memperoleh persetujuan pemegang saham pada 5 Februari 2014 dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Lalu perseroan juga mendapatkan persetujuan dari KPPU pada 6 Maret 2014.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT XL Axiata Tbk mencatatkan total liabilitas naik 24,35% menjadi Rp 24,97 triliun pada 31 Desember 2013 dari periode 31 Desember 2012 sebesar Rp 20,08 triliun.