Mau Naik Peringkat, RI Wajib Bereskan Pekerjaan Rumah

Fitch Ratings Indonesia menyatakan Indonesia harus membenahi beberapa pekerjaan rumah dari sisi fiskal dan reformasi birokrasi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Mar 2014, 15:07 WIB

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Pemeringkat, Fitch Ratings Indonesia menyatakan Indonesia harus membenahi beberapa pekerjaan rumah dari sisi fiskal dan reformasi birokrasi. Hal itu bisa mendongkrak rating Indonesia dari posisi saat ini BBB- (Triple B Minus) dengan Outlook Stabil.

Presiden Direktur, Country Head Indonesia, Fitch Ratings Baradita Katoppo mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memperoleh rating BBB- selain India dan Filiphina.

"Saat ini, rating Indonesia stabil belum ada alasan kita untuk upgrade dan downgrade. Kadang-kadang kita keluarkan rating outlook dulu, lalu positif dan akhirnya di-upgrade. Bisa juga langsung upgrade," jelas dia di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Baradita mengakui, banyak pertimbangan untuk menentukan rating dari sebuah negara, termasuk Indonesia. Dia menyebut, pertimbangan itu antara lain, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tingkat utang dari Produk Domestik Bruto (PDB), kebijakan fiskal dan defisit fiskal defisit terhadap PDB.

"Dari sisi debt PDB to fiscal PDB, Indonesia sangat visible dibandingkan negara-negara pierce itu dan negara peraih rating triple B yang lain," ujarnya.

Hanya saja, dia menilai, pemerintah Indonesia harus konsen untuk membenahi beberapa PR krusial, yakni penerimaan pajak, pendapatan per kapita, infrastruktur dan persepsi atas korupsi.

"Penerimaan pajak Indonesia terhadap PDB masih sekitar 20%, padahal rata-rata negara triple B sudah di atas 50%. Begitupula dengan pendapatan per kapita Indonesia yang rendah di bawah US$ 4.000, sedangkan rata-rata negara triple B lain US$ 9.000," papar dia.

Baradita menyadari bahwa perlu kerja keras untuk menyelesaikan PR tersebut walaupun membutuhkan waktu cukup lama.  "Memang perlu waktu untuk membereskan masalah ini, tapi kita percaya Indonesia bisa karena punya rata-rata pertumbuhan ekonomi tinggi dan stabil, sehingga pendapatan per kapita perlahan bisa naik," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya