Liputan6.com, Jakarta - Maraknya kasus pembobolan kartu kredit nasabah memunculkan kekhawatiran masyarakat untuk menggunakan kartu kredit. Bahkan timbul dugaan jual beli data nasabah oleh perbankan untuk kepentingan lain.
Partner Assurance Service Ernst & Young, Danil Setiadi Handaya mengungkapkan, kekhawatiran masyarakat terhadap kartu kredit mencuat karena sering terjadi kasus yang merugikan nasabah.
Advertisement
"Kartu kredit sering digandakan, data nasabah bisa kemana-mana. Makanya kami sekarang sering mendapatkan tawaran kartu kredit dari berbagai bank," tegas dia di acara EY Global Consumer Banking Survei di Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Danil menduga, adanya praktik jual beli data nasabah bank. Pasalnya, jika masyarakat membuka satu akun kartu kredit, maka seluruh data nasabah bisa terpampang dengan jelas secara detail.
"Mungkin saja (jual beli data), karena kalau pakai kartu kredit itu semua data personal kita terlihat semua. Banyak juga karyawan bank yang pindah, lalu membawa data nasabah, jadi dilempar sana sini. Makanya kartu kredit sekarang pakai chip, biar aman," ujar Danil.
Dia berharap agar regulator dapat membenahi peraturan terkait kerahasiaan akses data nasabah supaya jangan sampai akun nasabah berpindah dari bank satu ke bank yang lain.