Liputan6.com, Jakarta Di tengah persaingan industri hiburan, Jojon yang sudah tidak bersama grup lawaknya, Jayakarta grup masih terus eksis dengan membintangi berbagai program tv. Ia bertahan menghadapi ketatnya persaingan di industri hiburan. Tercatat setelah lama keluar dari grup Jayakarta, Jojon kerap tampil secara off air dengan pelawak Ali Nurdin.
Bagi Jojon, eksistensinya di dunia lawak memang akan terus ditekuninya meski tidak memiliki grup lawak seperti Jayakarta.
"Seorang seniman yang benar-benar menghargai seni tidak akan lupa dengan seni yang ditekuninya. Ke mana pun pergi pasti akan dibawa. Ini berlaku buat semua seni, dari seni musik, peran, rupa dan yang lainnya," jawab Jojon.
Buat Jojon seorang pelawak harus ikhlas. Jojon sendiri mengaku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai hal itu.
Advertisement
"Menurut saya lawakan harus keluar dari hati. Niat pelawak adalah menghibur orang. Seorang pelawak akan tampil murni tanpa dibuat-buat bila sudah merasakan sampai hatinya. Kalau tidak dilakukan dari hati, tujuan kita tidak akan tercapai secara maksimal," terang ayah enam orang anak ini.
Hal itu juga dia tularkan saat bermain dengan junior-juniornya. "Kalau ingin show-nya bagus, harus seimbang. Yang senior harus bisa ngangkat yang junior," imbuh Jojon.
Jojon mencontohkan Angel Karamoy yang bermain bersamanya di Santai Bareng Yuk (SBY). "Dia bukan pelawak. Tetapi saya terus pancing dia, dan hasilnya dia bisa tampil lucu seperti pelawak," papar Jojon.
Semasa dirinya berprofesi menjadi komedian, Jojon tak segan-segan memberikan wejangan kepada pelawak-pelawak baru. Jojon pun tak mau menganggap mereka sebagai juniornya.
Bagi Jojon semua pelawak adalah sama dan dia mau melawak dengan siapa saja. Hal tersebut lah yang membuat Jojon semakin disegani oleh pelawak-pelawak yang baru bermunculan.
“Saya menghadapi perubahan ini dengan tidak mau bersikap sebagai senior. Jangan merasa kita ini paling berpengalaman. Saya terjun dan bergaul dengan anak-anak (pelawak muda), saya bergaul dengan mereka. Jangan salah, mereka juga mau belajar dan kreatif,” kata Jojon beberapa waktu lalu.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh rekan Jojon yang juga pelawak, yakni Dorce. Menurut dia di era sekarang ini memang banyak pelawak-pelawak bermunculan, namun Jojon memang tak pernah ada gantinya.
“Pelawak muda sekarang itu menghormati Pak H Jojon. Saya kehilangan sekali. Banyak yang niru Jojon, tapi tidak eksis. (Jojon) Nggak ada gantinya. Presiden ada wakilnya, Jojon tidak punya wakil,” tutur Dorce.
Kejayaan Jojon di dunia hiburan Indonesia harus berakhir di usianya yang ke-66. Kamis 6 Maret 2014 di RS Premier Jatinegara, Jojon menghembuskan napas terakhir pada pukul 06.10 WIB akibat asma dan serangan jantung. Ia meninggalkan istri dan delapan orang anak. Jenazah almarhum disemayamkan di TPU Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor. Tampak beberapa teman sesama pelawak seperti Bopak, Gogon dan Tukul mengantarnya ke tempat perisitirahatan terakhir.
Di mata beberapa selebritas, Jojon dikenal sebagai karakter yang tenang. Menurut Bella Saphira, sifatnya sangat berbeda dengan yang ia tunjukkan di atas panggung. Baginya, jika presiden di seluruh dunia memiliki wakil, sosok Jojon justru tak dapat diwakili oleh siapapun.
Sementara itu di mata keluarga, Jojon dikenal sebagai sosok berwibawa dan bertanggung jawab. Tak pernah ada kata-kata kasar yang terlontar dari mulutnya. Saat marah, Jojon justru akan langsung terdiam.
"Papa tuh dia di panggung menghibur masyarakat. Nah, kalau di rumah, dia senyum. Terus suka ada ucapan sedikit keluar, tapi sering bikin ketawa juga. Dia sosok yang menghibur keluarga,” ujar anak sulung Jojon, Adi.
Dalam mendidik anak, Jojon cukup tegas. Ia ingin anak-anaknya hidup mandiri, punya inspirasi dan inisiatif. "Kalau lihat ada anak yang nggak kerja, kadang dia suka kasih uang buat modal. Tapi dibercandain dulu,” kata Adi.
Sebelum meninggal, diakui Adi, ayahnya memberikan pesan kepada anak-anaknya. Jojon ingin anak-anaknya untuk terus melestarikan kebudayaan. Ia pun berjanji akan mewujudkan pesan terakhir ayahnya.
"Saya harus meneruskan apa yang sudah dirintis ayah saya. Mengembangkan seni budaya," ujarnya.
Putra Jojon yang lain, Indra, juga mendapatkan pesan dari ayahnya, "Beliau berpesan kalau ingin menjadi seperti dia, harus kerja keras dan berdoa."
Sungguh sangat sedikit pelawak yang mampu bertahan hingga beberapa zaman seperti dia. Salah satu manusia paling lucu di Indonesia itu pergi untuk selama-lamanya. Gajah mati meninggalkan gading, pelawak mati meninggalkan gema tawa. Hidup Jojon!