Liputan6.com, Riau - Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru lumpuh. Terhitung sejak Rabu lalu 12 Maret 2014, tidak satu pun penerbangan komersial yang mendaratkan pesawat di bandara internasional itu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (15/3/2014), perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Riau yang menyatakan hujan diprediksi akan turun pada Jumat pagi 14 Maret 2014, tidak menjadi kenyataan. Sampai Jumat malam kepekatan kabut asap tak berkurang.
Bertahannya kabut asap itu pula yang kemudian membuat sejumlah maskapai melakukan penjadwalan ulang. Rencana semula, seluruh penerbangan komersial akan mulai beroperasi pada Sabtu pagi 15 Maret 2014.
Namun mengingat kondisi tak menunjukkan tanda-tanda akan pulih, sejumlah maskapai tidak berani memastikan untuk dapat memberangkatkan calon penumpang sesuai dengan rencana.
Belum turunnya hujan membuat tingkat pencemaran naik ke level berbahaya. Tak hanya di Pekanbaru, tetapi juga di Kabupaten Kampar Pelalawan, Bengkalis, hingga Dumai, Riau.
Imbauan untuk mengungsi telah disampaikan oleh pemerintah daerah setempat. Namun warga kebingungan karena tidak ada pilihan harus mengungsi di mana.
Jalan lintas Sumatera dari dan menuju Provinsi Riau juga diselimuti kabut asap. Sepanjang hari Jumat, jarak pandang hanya sekitar 100 hingga 150 m.
Daerah terparah dilanda kabut asap yaitu Kota Rantau Prapat, Kota Aek Kanopan, dan Kota Pinang. Para pengemudi yang melintas terpaksa memperlambat laju kendaraannya. Mereka juga dihimbau untuk menghidupkan lampu kendaraan agar tetap bisa melihat jalan.
Demi mengurangi dampak kabut asap, sejumlah relawan membagi-bagikan masker kepada para pengguna jalan terutama anak-anak. Apalagi di Rantau Prapat, karena di daerah itu belum ada sekolah yang diliburkan. Sehingga banyak pelajar harus berjuang melawan terpaan asap saat pergi dan pulang sekolah.
Sebaliknya, di SDN 32 Bungo Pasang, Padang, Sumatera Barat, terlihat lengang. Hal itu terjadi setelah Dinas Pendidikan setempat meliburkan siswa kelas 1 hingga kelas 4.
Keputusan meliburkan diambil untuk mencegah anak-anak terkena penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat pekatnya asap. Namun, siswa kelas 5 dan kelas 6 tidak diliburkan. Mereka pun mengenakan masker untuk melindungi diri dari bahaya kabut asap.
Di Jambi, kabut asap juga semakin tebal. Meski kualitas udara memasuki kategori berbahaya bagi kesehatan, namun masih banyak warga yang belum mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Kabut asap juga mengganggu penerbangan di Bandara Sultan Thaha, Jambi. (Raden Trimutia Hatta)
Baca Juga:
Advertisement
[VIDEO] Lagi, Kerabat WNI Penumpang Pesawat MH370 Pulang ke Medan