Pengamat: Sistem Pengawasan Jokowi Lemah

Banyak OJD alias orang dekat Jokowi muncul. Mereka bermain proyek. Ini menunjukkan sistem pengawasan Jokowi lemah.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 15 Mar 2014, 20:31 WIB
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Istighasah yang digelar dalam rangka mendoakan pemilu 2014 berjalan damai. Istighasah digelar di Lapangan Timur Monas, Jakarta, Minggu (9/3). Foto/Liputan6.com : Andrian Martinus Tunay

Liputan6.com, Jakarta Mantan tim sukses Jokowi, Michael Bimo Putranto dituding sebagai makelar pengadaan bus TransJakarta‎. Bimo juga diduga pernah berangkat ke China untuk memantau pengadaan proyek bus tersebut. Munculnya kasus tersebut berdampak pada citra Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Lantaran, Bimo mengaku sebagai orang yang kenal dekat dengan Jokowi.

Pengamat perkotaan Yayat Supriyatna menilai munculnya orang dekat Jokowi (ODJ) yang mengaku-ngaku sanggup membantu meloloskan proyek-proyek di DKI menunjukkan sistem pengawasan yang diterapkan Jokowi masih lemah.

"Kenapa banyak ODJ-ODJ? Karena sistem yang dijalankan Jokowi lemah. Makanya banyak ODJ yang memanfaatkan itu," ujar Yayat saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Pengamat dari Universitas Trisakti itu menilai dengan adanya kasus tersebut, Jokowi seperti dipermaiknan oleh bawahannya. Selain itu, ini menjadi bukti kalau sistem pengawasan yang dilakukan oleh Jokowi terhadap para bawahannya masih lemah.

"Itu jelas pengawasan lemah. Mereka seakan-akan dipermainkan sama anak buah. Kenapa bisa begitu? Karena pengawasannya lemah," kata dia.

Nama Michael Bimo mencuat setelah kasus pengadaan bus Transjakarta dan BKTB senilai Rp 1,5 triliun. Bimo diduga menjual nama Jokowi untuk memuluskan pemenang tender pengadaan tersebut.

Setelah kasus tersebut mencuat, beberapa hari lalu Bimo datang ke Balaikota Jakarta untuk menemui Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia bermaksud mengklarifikasi pernyataan Ahok yang menyebut dirinya sebagai makelar pengadaan bus Transjakarta. Dalam pertemuan itu, dia meminta berbicara 4 mata dengan mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Namun permintaan Bimo ditolak Ahok. Awalnya, Bimo yang telah lama menunggu Ahok di depan ruang wakil gubernur bersama temannya ini disambut baik. Namun lantaran ia hanya ingin berbicara tanpa ada orang lain yang boleh mendengar, Ahok mengelak.

"Mas Bimo ya?" sapa Ahok ketika melihat Bimo yang sudah menunggu di depan ruangannya.

"Iya Pak. Saya mau klarifikasi. Saya nggak seperti yang diduga Pak Ahok. Ya ini kan tahun politik kita harus berhati-hati. Saya bukan timses Pak Jokowi," sahut Bimo yang juga langsung meminta bicara 4 mata kepada Ahok.

"Saya ada rapat. Konyol saja bicara 4 mata," cetus Ahok.

Ahok juga menjelaskan kepada Bimo bahwa pernyataannya mengenai mantan timses Jokowi yang 'bermain' pada proyek pengadaan bus TransJakarta berdasarkan informasi yang ia baca pada salah satu media cetak. Bahkan, ia juga mengaku sudah mengkonfirmasi hal itu kepada Jokowi. Sehingga, menurut Ahok, kata-kata yang dilontarkannya itu bukan sekadar opini.

Ahok juga menambahkan, dalam media cetak itu tertulis Bimo pernah masuk ke ruangan Jokowi. Namun, untuk hal apa juga tidak diketahuinya. Sebab, ia dan Jokowi kerap diminta foto bersama, baik di ruangan maupun di lapangan. Ahok hanya menduga banyak pihak yang sering memanfaatkan foto bersama Jokowi maupun dirinya untuk dimanfaatkan secara negatif.

Baca juga:

Ahok Tolak Ajakan Bicara 4 Mata Eks Timses Jokowi

Pengakuan Bimo `Eks Timses Jokowi` Usai Bertemu Ahok

Bimo: Ada yang Tak Suka Saya dan Pak Jokowi

Ikut Workshop ke China, Michael Bimo Ngaku Diutus Jokowi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya