Kunci Sukses Lehmann

Antisipasi Lehmann terhadap penalti Riquelme bukan asal tebak. Beberapa hari sebelumnya, ia telah menetapkan dirinya akan bergerak ke kiri jika Riquelme melakukan penalti.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Apr 2006, 09:51 WIB
Jens Lehmann (© AFP 2006)
Jens Lehmann merupakan kiper yang paling berbahagia bulan ini. Awal bulan, pelatih timnas Jerman, Klinsmann secara resmi menunjuk Lehmann sebagai kiper utama Jerman untuk Piala Dunia 2006. Pekan terakhir bulan ini ditutup Lehmann dengan menggagalkan tendangan penalti Juan Roman Riquelme. Lehmann menjadi pahlawan yang mengantarkan Arsenal ke final Liga Champions untuk pertama kali sekaligus membuktikan dirinya sebagai kiper terbaik Jerman saat ini.

Antisipasi Lehmann terhadap bola hasil eksekusi Riquelme bukan asal tebak. Lehmann mengaku telah mempelajari gaya Riquelme sebelum pertandingan bersejarah bagi kedua tim. Maklum, ada kemungkinan duel Arsenal vs Villarreal akan diakhiri dengan adu penalti jika agregat gol menunjukkan hasil imbang meski perpanjangan waktu sudah diberikan. "Beberapa hari lalu, saya memikirkan Riquelme karena dia kemungkinan ikut melakukan tendangan penalti," kata Lehmann.

Berdasarkan pengamatan atas bentuk tubuh Riquelme, menurut Lehmann, gelandang Argentina itu merupakan pemain yang cenderung menendang ke arah kiri gawang. Jadi, Lehmann sudah menetapkan dirinya akan bergerak ke kiri jika Riquelme melakukan tendangan penalti. Ternyata benar Riquelme menembak ke arah kiri gawangnya. "Dan saya beruntung," kata Lehmann.

Sampai pertandingan terakhir semifinal kedua ini, Lehmann telah melakukan clean sheet 10 kali. Gawangnya tidak pernah kebobolan selama 10 pertandingan di Liga Champions. Ini merupakan rekor di kompetisi antarklub di Eropa.

Lehmann memang punya catatan baik dalam adu penalti. Dia membuat Arsenal memenangi Piala FA tahun lalu juga melalui penalti. Schalke berhasil meraih gelar Juara Piala UEFA tahun 1997 juga berkat kepiawaian Lehmann menggagalkan tendangan penalti.

Tekanan dalam pertandingan semifinal kedua ini memang ada pada kubu Villarreal. Mereka harus mencetak satu gol untuk membuat keadaan seimbang, atau dua gol jika ingin langsung lolos ke final Liga Champions di Paris. Menjelang menit terakhir, tidak satu gol pun tercipta sampai akhirnya Villarreal mendapat kesempatan emas melalui titik penalti. Beban pun berpindah ke pundak Riquelme yang bertindak sebagai eksekutor. Ia gagal. Bulan lalu, 22 Maret, Riquelme juga gagal memberikan kemenangan penting bagi Villarreal karena gagal membuat gol melalui penalti di menit akhir saat melawan Valencia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya