Liputan6.com, Jakarta Sejarah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak bisa dilepaskan dari salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini karena PKB memang dibentuk oleh para kiai NU, antara lain KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (18/3/2014), maka tak aneh jika setiap pemilu, PKB selalu mengandalkan suara warga NU.
Menghadapi Pemilu 2014, PKB menetapkan target untuk masuk dalam 5 besar perolehan suara. Selain mengandalkan suara dari warga NU, PKB juga berusaha meraih dukungan dari luar massa NU.
Target PKB untuk masuk 5 besar tampaknya cukup realistis. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Februari 2014 memperlihatkan PKB berada di urutan ke 5 dengan perolehan 6,3 persen suara.
Meski begitu, PKB harus menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, adanya sikap penolakan keluarga Gus Dur terhadap PKB pimpinan Muhaimin Iskandar. Padahal selama ini Gus Dur telah menjadi ikon PKB.
Selain itu, ikatan emosial para pengurus PKB dengan massa NU tidak sekuat zaman Gus Dur. Mampukah PKB memaksimalkan dukungan warga NU?
Partai Kebangkitan Bangsa dibentuk seiring dengan bergulirnya era reformasi. Pada Pemilu 1999, PKB mencapai raihan gemilang dengan masuk 3 besar. Bahkan bersama poros tengah, PKB sukses mengusung Gus Dur menjadi presiden Indonesia. (Mevi Linawati)
Baca juga:
[VIDEO] Nasdem, Partai Pendatang yang Diperhitungkan
Advertisement
PKB Kampanye Perdana di Aceh, Raja Dangdut dan Soneta Jadi Magnet