Liputan6.com, Benghazi - Satu bom mobil meledak di akademi militer di Libya timur, yakni di kota Benghazi. Ledakan yang terjadi pada Senin 17 Maret waktu setempat itu, menewaskan sedikitnya 8 orang.
"Dan melukai lebih dari selusin orang," kata pihak rumah sakit dan pejabat keamanan seperti Liputan6.com kutip dari Reuters, Selasa (18/4/2014).
"Bom pertama meledak di gerbang depan akademi tentara yang sedang dilangsungkan upacara wisuda," urai beberapa pejabat keamanan.
Lalu, sambung pejabat itu, beberapa mobil yang diparkir di luar meledak.
"1 atau 2 bom lainnya meledak pada waktu yang sama, melukai 18 orang," beber beberapa pejabat keamanan dan rumah sakit.
Advertisement
Pemerintah menyebut aksi pemboman akademi itu aksi teroris, dan menyatakan 3 hari berkabung untuk menghormati para korban. Demikian ungkap pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Beberapa jam kemudian, terjadi ledakan di lokasi terpisah di Benghazi.
"1 Orang tewas ketika sebuah bom mobil lain meledak di dekat perusahaan minyak negara Brega Petroleum Marketing Co, yang menjual produk-produk bahan bakar di Libya," ucap seorang sumber keamanan yang dirahasiakan identitasnya.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman di Benghazi, di mana angkatan bersenjata Libya telah memerangi militan dari kelompok-kelompok Islam garis keras seperti Ansar al Syariah. Kelompok yang juga terdaftar sebagai organisasi teroris asing oleh Washington.
Sebagian besar negara di dunia juga telah menutup konsulat mereka di Benghazi akibat banyaknya aksi pemboman. Beberapa maskapai penerbangan asing bahkan telah berhenti terbang ke sana, sejak duta besar AS dan 3 orang Amerika lainnya tewas dalam serangan militan pada September 2012.
Aksi pemboman terkini yang melukai warga negara asing juga terjadi awal bulan Maret ini. Sejumlah pria bersenjata membunuh seorang warga negara Perancis.
Polisi juga menemukan 7 orang umat Kristiani Mesir yang ditembak mati di sebuah pantai di luar Benghazi, yang banyak terdapat perusahaan minyak. Dan lagi-lagi tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Sementara pada Desember 2013, seorang guru sekolah berkebangsaan Amerika juga tewas oleh kelompok bersenjata. Para diplomat Barat khawatir, kekerasan di Benghazi akan merembet ke ibukota, Tripoli.
Ketidakstabilan di kota itu adalah bagian dari perjuangan pemerintah pusat yang lemah, dalam mengendalikan kelompok-kelompok bersenjata, milisi dan brigade mantan pemberontak yang loyal terhadap Muammar Khadafi. Hingga kini mereka menolak menyerah kepada pemerintah.
Baca Juga:
Gedung Parlemen Libya Diserang, 2 Anggota Kongres Tertembak
Bom Meledak di Taman Bermain SD Libya, 12 Bocah Terluka
Rahasia Lain Khadafi: Tembak Pesawat dan Bunuh Suami Selingkuhan
Baca Juga
5 Desember 2013: Kementerian Pertahanan di Yaman Diserang, 52 Orang Tewas Termasuk Staf Medis Asing
28 November 2014: Serangan Teroris Paling Berdarah Nigeria, Ledakan 3 Bom di Luar Masjid Bunuh 120 Orang
14 Oktober 2017: Pengeboman Mematikan Ketiga dalam Sejarah, Bom Meledak di Truk Somalia Bunuh 587 Orang